EPC (Engineering Physics Challange) 2008 yang berlangsung Minggu (17/2) lalu berlangsung sukses. Lomba Fisika se-Jawa Bali ini menelurkan Alwi Ardiansyah (16) dan Titaristanto (17) dari SMAN 8 Yogyakarta sebagai pemenang. Babak demi babak telah mereka lewati. Alwi dan Aris pun menceritakan kisah perjuangan mereka ketika mendapat tantangan dari ITS untuk menaklukkan juri dan bersaing dengan kompetitor lain. “Berlomba di ITS sangat menantang dan bikin deg-degan karena harus bersaing dengan peserta se-Jawa Bali,” papar Aris, sapaan akrab Titaristanto.

Selain itu, Aris yang merupakan anak dari pasangan Subowo dan Aisyah ini juga tertantang ketika mengikuti babak demi babak EPC. Salah satu hal yang paling berkesan baginya adalah babak final. Aris yang tinggal di Demakan Baru Yogyakarta menyebut babak ini sebagai babak pertarungan habis-habisan.

Dalam babak tersebut, peserta diharuskan menjawab pertanyaan dari peraga yang ada di depan. “Jujur saja ketika sebelumnya telah diterangkan mengenai fungsi alat yang ada di laboratorium, kita kurang dong, tapi kita mutar otak mikirin jawabannya,” papar siswa kelahiran Yogyakarta, 14 Oktober 1990 ini.

Pernyataan Aris tersebut juga diiyakan rekan satu timnya, Alwi. “Sebenarnya sempat pesimis melihat alat-alat peraga di laboratorium pertama kali, tapi waktu alat-alat tadi diperagakan kembali di final, kami berusaha menjawabnya,” tuturnya. Terkait dengan kemenangannya, Alwi mengaku melakukan persiapan layakya siswa lain. “Kita cuma baca buku dan berdoa,” ungkap putra pasangan Odih dan Eny Mulyani ini. Mengenai cara belajar, Alwi yang merupakan kelahiran Cianjur, 22 Maret 1991 ini tak mempunyai resep khusus. “Paling-paling empat jam dalam seminggu,” ujarnya.

Event lomba ini bukan merupakan kali pertama performance Alwi dalam perlombaan fisika. Sebelumnya, Alwi pernah meraih medali perunggu pada Olimpiade Fisika Nasional. Tetapi untuk Aris, lomba kali ini merupakan yang pertama kali baginya. (nrf/th@)