ITS News

Jumat, 27 September 2024
02 Maret 2008, 12:03

Kang Abik Minta Mahasiswa ITS Ikut Casting

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selepas Ashar, pembukaan sesi kedua seminar Love Expression Expo pun dimulai. Sebelumnya, pada sesi pertama, Salim A Fillah sedikit berkomentar bahwa batik yang dipakainya saat itu adalah kain yang dipakai istrinya saat persalinan. "Beginilah cara saya mencintai seseorang, " tandas Fillah memberikan maknanya. Audiens pun terpukau, terbukti dengan tepukan meriah.

Tak berapa lama, Habiburrahman El Shirazy pun naik ke atas panggung. Laki-laki berkacamata ini pun segera mengisahkan sebuah kisah teladan dari Abdul Halim muda yang akhirnya bergelar Al Imam Al Akbar Abdul Halim Mahmud, Syekh besar dari Mesir. Perjuangan Halim ketika berusaha mempelajari Bahasa Perancis sendiri hingga lancar bebicara seperti orang Perancis asli hanya dalam tempo tiga bulan. "Padahal ia tidak memiliki uang untuk les Bahasa Perancis. Semua ini dilakukan hanya karena tidak mau ber-khalwat dengan gadis Perancis yang mengajarinya, " ungkap Kang Abik.

Kang Abik juga berkisah tentang Imam Syafi’i yang hafalannya buyar hanya karena tak sengaja melihat betis seorang wanita. “Maka dari itu buat para wanita, bantulah kami ini para lelaki agar hafalan kami tetap kuat,” celetuk Kang Abik mengundang tawa hadirin.

Singgung Pacaran Dalam Islam
Kang Abik juga pandai membuat susana menjadi riuh saat mengisahkan soal masa mudanya. Bagaimana saat ia menulis surat cinta yang akhirnya tidak jadi diberikan pada sang pujaan hati. “Ternyata Allah masih menyelamatkan saya. Karena saya yakin kalau saja surat tersebut jadi saya berikan, cewek itu pasti klenger membacanya. Mungkin cintanya pada saya jadi melebihi cinta Maria pada Fahri,” ceritanya sembari guyon.

Ia juga mengisahkan soal perjuangannya menghidupkan mading ketika masih sekolah di Madrasah Aliyah dulu. “Karena teman-teman saya males-malesan mengisi, akhirnya mading itu pun penuh berisi tulisan-tulisan saya saja. Tapi namanya saya tulis dengan nama teman-teman saya,” tandasnya.

Acara seminar yang ditutup dengan sesi tanya jawab memunculkan pertanyaan-pertanyaan klasik, seperti ada tidaknya pacaran dalam Islam. "Ada pacaran dalam Islam, dengan catatan pacaran yang Islami adalah saat dua orang tersebut sudah halal satu sama lain alias pacaran setelah menikah," tegasnya.

Sempat pula disinggung soal film Ayat-Ayat Cinta yang agak berbeda dengan versi novelnya. Kang Abik mengakui bahwa hal itu memang disengaja, namun ia berharap bayangan orang tentang sosok Fahri di novel tidak serta luntur setelah menonton film tersebut. Kang Abik bahkan dengan serius meminta rekomandasi mahasiswa ITS untuk diajak casting tokoh utama film yang diambil dari novel best seller nya yang lain yaitu Ketika Cinta Bertasbih.

Sediakan Bazar, Dari Pernik Hingga Kebab
Selain seminar, Love Expression Expo yang menjadi acara penutup dari MIE JMMI 2008 ini juga membuka bazar di sepanjang pelataran Graha. Beberapa jurusan dari ITS nampak membuka stan seperti Bahrul Ilmi dari Teknik Kelautan, Fosif dari Fisika, Al Hadid dari Teknik Sipil dan lain-lain. Kebanyakan stan menjual buku-buku Islami walaupun ada pula yang menjual minuman serta berbagai kudapan ringan. Selain itu, ada pula stan dari mahasiswa Unair yang menjual pernak-pernik seperti bros, gantungan kunci, pin, sampai mukena yang didatangkan dari Bandung.

Salah satu stan yang menarik adalah stan dari Inaz Kebab. Stan ini nampak mencolok selain karena ukurannya yang relatif lebih besar, juga menguarkan aroma harum khas kebab. Inaz Kebab yang berlokasi di jalan Keputih ini menjual mulai dari Beef Kebab sampai Kebab Vegetarian yang hanya berisi sayur dan keju. Didukung harga yang relatif murah, tak heran stan ini ramai dikunjungi pembeli.

Secara keseluruhan Ketua JMMI sekaligus Ketua Panitia acara, Ahmad Yusuf Ismail mengaku mengucap syukur atas kelancaran rangkaian acara MIE JMMI 2008 ini. Terlebih lagi untuk Love Expression Expo yang jumlah pesertanya mencapai 1000 peserta dari 500 orang yang ditargetkan. “Ini adalah kali pertama MIE JMMI dilaksanakan. Biasanya acara tahunan JMMI adalah acara tahun baru Islam tetapi karena pelaksanaannya mundur-mundur akhirnya kami jadikan satu dengan acara ini,” pungkasnya. (tyz/th@)

Berita Terkait