ITS News

Jumat, 27 September 2024
06 Maret 2008, 15:03

Agustina, Usia 20 Tahun Lulus Cumlaude

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Agustina menuturkan bahwa judul Tugas Akhirnya sempat mengalami pergantian hingga tiga kali. ”Waktu itu saya benar-benar bingung karena jujur saja belum ada bayangan mau membuat TA yang seperti apa,” ungkap mahasiswa asal Pematang Siantar, Sumatera Utara ini. Namun, atas rekomendasi seorang teman, ia mencoba mengikuti proses produksi sebuah pabrik pengecoran besi di Pasuruan. Dari pengamatannya, Agustina memilih judul TA ’Pengaruh Kadar Karbon dan Silikon Terhadap Kekerasan, Struktur Mikro dan Visual Hasil Proses Machining Liner Brake LB-2’.

Mengingat prestasinya yang begitu memuaskan, orang mungkin tak pernah mengira bahwa pilihannya masuk jurusan Teknik Material dan Metalurgi merupakan sebuah proses panjang. “Sampai kelas dua SMA saya masih bercita-cita ingin menjadi dokter. Baru pada kelas 3, pilihan saya langsung berubah 180 derajat yaitu ingin masuk teknik setelah ada kakak kelas dari ITS yang roadshow ke sekolah,” ujar Agustina. “Lucunya saat itu saya tidak mengetahui sama sekali Teknik Material akan mempelajari apa. Hanya saja saya melihat di buku panduan SPMB bahwa jurusan ini mengandung banyak materi Kimia. Karena saya suka Kimia, maka saya memilihnya. Eh ternyata lulus,” ceritanya bangga.

Menurut Agustina, jurusan yang ia geluti sekarang merupakan pilihan keduanya. Peraih beasiswa Komatsu periode 2007 dan 2008 ini sempat berkeinginan untuk menjajal SPMB lagi. Namun, akhirnya ia merasa ‘jatuh cinta’ dengan jurusan ini. “Rasanya semua sudah klop; lingkungan, teman-teman bahkan kuliahnya,” lanjut penyuka musik R&B ini. Keinginannya untuk mengulang SPMB pun dibuang jauh-jauh. “Ternyata semua memang indah pada waktunya,” cetus Agustina mengutip moto hidupnya.

Sejak awal masuk kuliah hingga lulus, Indeks Prestasi (IP) anak ketiga dari empat bersaudara ini hampir selalu di atas 3,5. “Kecuali waktu semester tiga dulu, IP saya tidak mencapai 3,5,” katanya. Selain berhasil dalam akademis, ia juga tercatat aktif di Himpunan Mahasiswa Material sebagai staf PSDM dan Bendahara. “Mungkin untuk organisasi saya tidak terlalu banyak ikut seperti waktu SMP atau SMA. Walaupun teman-teman banyak yang ikut BEM fakultas, saya cukup di himpunan jurusan dan mencoba total di sana,” jelasnya.

Sebagai satu-satunya anak perempuan dalam keluarga, keputusan Agustina untuk melanjutkan studi di luar Jawa sempat memberatkan orangtuanya. “Mama sempat bilang ngapain sih kuliah jauh-jauh, di sini aja (Sumatera, red),” ucapnya. Namun, akhirnya beliau menyetujui keputusan puteri semata wayangnya itu. “Sebagai mahasiswa perantuan yang baru kali pertama menginjakkan kaki di Surabaya, awal-awal masuk kuliah memang berat. Dulu sering menangis karena kangen apalagi belum mengerti bahasa Jawa,”ceritanya mengenang.

Sementara itu, ketika ditanya tentang strategi meraih gelar cumlaude, Agustina pun menjawab tak ada resep khusus. “Kalau ingin belajar ya saya belajar kalau tidak ya tidak. Tapi mungkin karena basic saya memang suka membaca, jadi kalau ada waktu luang saya suka membaca apa saja. Kemudian waktu kuliah kalau ada yang nggak ngerti langsung tanya teman yang lebih tahu,” tutur mahasiswi yang juga pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah Mekanika Teknik 1 dan Praktikum Metalurgi ini.

Terkait motivasi, Agustina pun mengungkapkan, faktor utamanya adalah dapat menyenangkan hati orangtua. ”Mungkin sejauh ini hanya inilah cara saya untuk membalas semua kebaikan mereka. Rasanya senang sekali kalau mama telepon setelah skor IP dikirim dan mengatakan: Mama bangga sama kamu,” pungkas pemilik cita-cita menjadi seorang quality controller ini tersenyum. (tyz/th@)

Berita Terkait