ITS News

Jumat, 27 September 2024
06 Maret 2008, 16:03

Mahasiswi Sipil Pertama Yang Lulus 3,5 Tahun

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Awalnya, belum pernah ada mahasiswa Teknik Sipil yang lulus kurang dari delapan semester. Namun sejak adanya program percepatan kelulusan pada angkatan 2003 lalu, banyak mahasiswa yang mencoba mengirimkan proposal Tugas Akhir (TA) lebih cepat. Melati Alfitasari salah satunya. Mahasiswa angkatan 2004 yang berhasil menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun dengan predikat sangat memuaskan.

“Semula hanya coba-coba, karena dirasa mampu maka diteruskan saja,” ujar Melati. Anak pertama dari empat bersaudara ini menceritakan tidak ada hambatan yang begitu berarti dalam penyelesaian TA nya. Selain mendapatkan dosen pembimbing yang sangat banyak membantu, dukungan dari orang-orang dekat pun tak pernah habis. Terutama dari orangtua yang keduanya juga alumni jurusan Teknik Sipil ITS.

Tugas Akhir dengan judul Studi Optimasi Tulangan Lentur pada Balok dengan Metoda Algoritma Genetika itulah yang membawa Melati untuk mengenakan toga kelulusannya. Karya terakhir Melati dalam menempuh jenjang S1 ini merupakan hasil studi terhadap tulangan lentur pada balok. Penelitian yang dilakukan dengan mempertimbangkan harga dari komponen sebuah penampang balok tanpa mengabaikan kekuatan momen nominalnya.

Melati menjelaskan bahwa dalam perencangan struktur biasanya hanya memperhitungkan kekuatan struktur tersebut tanpa mempertimbangkan aspek ekonominya. Padahal jika aspek ekonomi turut diperhitungkan, maka dapat dilakukan penghematan dalam suatu proyek. Disamping itu, struktur juga tetap harus mampu memikul kekutan rencana yang maksimal. “Dengan begitu maka elemen struktur tersebut dapat dikatakan optimal,” terang Melati.

Atas dasar itulah maka diperlukan sebuah optimasi dalam perhitungannya. Dalam hal ini metode optimasi yang digunakan Melati adalah Metode Algoritma Genetika. Algoritma ini diilhami oleh proses genetik pada makhluk hidup yang pasti mengalami proses seleksi alamiah. Individu yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan mati. Prinsip inilah yang dititu untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan optimasi.

Untuk melakukan optimasi dengan metode algoritma perlu dibuat suatu program. Dalam hal ini, bahasa pemograman yang digunakan Melati adalah Phyton. “Selain fitur-fiturnya sederhana, program ini mudah dipelajari dan dapat dikembangkan lebih lanjut,” kata pemilik motto do the best ini.

Dari penelitian yang dilakukan, pengoptimasian tulangan lentur pada balok dengan metoda Algoritma Genetika tersebut mampu memilih secara langsung ukuran balok dan diameter tulangan lentur. Selanjutnya diperolehlah sebuah balok dengan harga optimum, namun masih mampu menahan baban momen yang bekerja.

“Tugas Akhir ini juga dapat memberikan alternatif cara optimasi kepada para perancang dalam mendesain secara ekonomis,” ujar mahasiswa yang pernah mengikuti Earthquake Resistent Bridge Competition di UPH ini. (Zn/th@)

Berita Terkait