ITS News

Jumat, 27 September 2024
26 Maret 2008, 08:03

Festival Film Indie PIMITS Pukau Penonton

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lomba yang menampilkan film independen ini berlangsung seru. Acara yang mengambil tema budaya ini menarik sineas muda untuk bersaing ketat menunjukkan karya terbaiknya. ”Hanya sepuluh film yang lolos seleksi tahap awal dan berhak bersaing di babak final,” ujar Dika, penanggung jawab acara ini.

Pesertanya pun bukan hanya mahasiswa melainkan juga siswa-siswa SMA, diantaranya SMA Al Ishlah Surabaya, SMA 1 Krian dan SMA 1 Gresik. ”Dalam pembuatan film, kami terinspirasi novel Ketika Cinta Berbuah Surga,”ujar Nurul, sineas dari SMA Al Ishlah ini dengan filmnya yang berjudul Jujur Itu Surga. Sementara ITS sendiri diwakili oleh tiga tim yang ikut bersaing dengan karya dari Universitas lain seperti Universitas Narotama dan Universitas Brawijaya.

Nantinya, dari sekian banyak film akan diambil pemenang dari enam nominasi yaitu Film Favorit, Skenario Terbaik, Sutradara Terpuji, Penata Musik Terpuji, Sinematografi Terpuji, dan Editing Terbaik. Sedangkan juri FFI sendiri adalah orang-orang yang telah lama berkecimpung di bidang perfilman. Juri-juri tersebut adalah Don Ariadian, praktisi publishing house, Maman dari SBO TV, dan Andika dari Multimedia Centre ITS.

Pemenang dari Festival yang sudah tiga kali digelar di PIMITS ini, nantinya akan dikirim ke komunitas Independen Film Surabaya (INFIS). Setelah itu INFIS akan menyertakan Film itu ke pentas dengan skala yang lebih besar lagi. “Di pentas nasional kebanyakan memakai format DVD, jadi semua karya FFI ini dalam format DVD, untuk menyesuaikan standar,” ujar Dika.

Menurut Don, film independen memiliki ciri yang paling kuat yaitu posisi pemerannya yang harus jelas mulai awal skenario. “Jadi penonton tidak dibingungkan, siapa yang antagonis ataupun protagonis,” imbuhnya. Tapi Don menilai hampir semua karya yang ditampilkan telah memiliki dasar-dasar yang baik tentang proses pembuatan film.

Pada Rabu dan Kamis (26-27/3) nanti, panitia FFI berencana untuk menampilkan film-film indie pada PIMITS sebelumnya di Ruang Utama Graha Sepuluh Nopember. Hal ini untuk menumbuhkan motivasi dan apresiasi terhadap seni bagi pengunjung PIMITS 11.

Meski sudah berjalan baik, panitia mengakui masih ada kekurangan dalam festival ini. Salah satunya pencahayaan di ruang utama kurang baik untuk pemutaran Film. ”Sehingga harus dibuat tertutup, biar lebih jelas,” jelas Dika. Walaupun suasananya agak panas, antusias penonton pada acara ini tetap tinggi. Panitia sendiri mengaku memasang target seratus orang pengunjung pada FFI kali ini.(bah/rif)

Berita Terkait