ITS News

Jumat, 27 September 2024
26 Maret 2008, 08:03

Hari Kedua PIMITS 11, Semakin Seru

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hari kedua penyelenggaraan PIMITS, stan Campus Expo mulai terasa geliatnya. John Robert Powers, Konsulat Jenderal Jepang, Goethe Zentrum, adalah beberapa dari sekitar sepuluh stan yang mengisi Campus Expo ini. Menurut penanggung jawab Campus Expo Verry Agus, setiap stan Campus Expo diberi kesempatan untuk buka mulai dari pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. “Terserah pada jam-jam berapa mereka membuka standnya, kami memberi jangka waktu selama itu,” ujarnya.

Stand yang cukup dipadati pengunjung adalah stand dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair). Beberapa mahasiswa FKM Unair tampak ramah menyapa para pengunjung. ”Ayo mbak, dicoba dulu,” sapa salah satu mahasiswi Unair saat menawarkan tes gizi gratis. Beberapa pengunjung tampak antusias dan mencoba mengikuti tes ini yang diawali dengan pengukuran tinggi dan berat badan sebelum hasilnya dianalisis di komputer. Stan ini juga memajang miniatur berbagai sumber makanan dan kandungan gizi yang terdapat di dalamnya.

Lain lagi dengan stan dari Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya. Stan yang bersebelahan dengan stan Fakultas Ekonomi Unair ini khusus memboyong sejumlah lukisan karya mahasiswa demi menarik perhatian para pengunjung.

Stan ITS Tak Mau Kalah
Tak ketinggalan dengan Campus Expo, stan jurusan di ITS juga semakin mempercantik dirinya. Seperti yang terlihat pada Jurusan Desain Produk Industri. Beberapa karya interior, produk, maupun grafis baru tampak menambahi tampilan stand yang memajang ilustrasi Gatotkaca sebagai background ini. Selain itu jurusan ini juga memutar film indie karya mahasiswa.

Penanggung jawab Gelar Karya Mahasiswa Alessandro Eranto mengaku selain lomba stand, karya yang ditampilkan mahasiswa juga dijadikan seleksi awal untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). “Ada tim dari PIMNAS yang ikut menilai juga perwakilan dari lima fakultas dan dua dari Politeknik serta Diploma III,” imbuhnya.

Malam harinya, pengunjung dihibur oleh Teater Tiyang Alit ITS yang membawakan lakon Titik Buta. Lakon ini mengisahkan tentang keinginan seorang pemulung muda untuk bersekolah. Uniknya, seluruh pemeran dalam teater ini adalah mahasiswa baru angkatan 2007.

Penulis naskah sekaligus sutradara pementasan ini Rinto Hariwijaya mengaku mendapatkan inspirasi dari kejadian riil yang terjadi di sekitar kita. “Contohnya saja, hanya radius satu kilometer dari titik terluar ITS, tercatat paling tidak 35 anak putus sekolah,” ujarnya memberi contoh. ”Inti dari lakon ini sebenarnya adalah mengajak kita mahasiswa ITS untuk tidak hanya bangga menjadi seorang mahasiswa tapi juga peduli pada apa yang terjadi di sekitar kita,” jelasnya lagi.(tyz/rif)

Berita Terkait