ITS News

Jumat, 27 September 2024
26 Maret 2008, 16:03

PIMITS 11, Robot Miyabi Gemparkan Pengunjung

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Judul Miyabi diatas bukanlah sosok perempuan cantik yang sering menghiasi dunia entertainment di negeri sakura. Miyabi ini merupakan satu diantara 48 peserta yang memiliki nama unik. Ketika panitia memanggil giliran Miyabi untuk bertanding, banyak pengunjung yang bertanya-tanya, apa maksud sang pembuat robot memberikan nama tersebut.

Tak disangka, konotasi negatif yang beredar di kalangan pengunjung musnah seketika. Ternyata nama itu adalah sebuah kepanjangan dari Mahasiswa IT yang Berprestasi.

Banyak nama-nama unik namun juga memiliki makna yang diambil sebagai nama robotnya. Sebut saja, Terlambat 7 Menit, Untitled maupun Bang Dolan. Bang Dolan contohnya. Nama itu memiliki arti bermain sesuatu yang bermanfaat.

Tidak hanya nama yang unik, namun juga bahan yang dipakai untuk merangkai robot kebanyakan dari barang bekas. Mulai dari kardus, sampai ujung deodorant bisa dipakai sebagai roda elastis sehingga robot dapat berjalan lincah ketika berbelok. ”Semoga saja, kreatifitas mahasiswa yang menghiasi kontes robot kali ini, dapat mengharumkan nama ITS di dunia. Secara khusus, dengan diadakan Aksi Robot ini diharapkan ITS mampu mempertahankan tradisi juara di KRI dan KRCI medatang,” Ridwan, ketua panitia Aksi Robot.

Dari banyak rangkaian acara yang digelar dalam rangka PIMITS 11, Robot in Action merupakan salah satu kegiatan yang banyak menyedot perhatian pengunjung. Bagaimana tidak. Pengunjung yang hadir langsung berhamburan mendekati arena, ketika panitia mengumumkan kontes akan segera dimulai. Banyak pengunjung yang ingin melihat secara dekat bagaimana robot-robot tersebut beraksi.

Sebanyak 48 peserta turut meramaikan kontes ini. Peserta-peserta yang hadir tidak didominasi dari jurusan-jurusan yang berhubungan langsung dengan bidang elektronika. Bang Dolan misalnya. Robot ini adalah hasil cipta karya mahasiswa Jurusan Fisika ITS yang notabene tidak berkutat langsung dengan dunia elektronika.

Dalam kontes kali ini, ada aturan-aturan dasar yang harus dipenuhi oleh peserta. Misalnya, robot-robot ini harus berukuran maksimal 20 x 20 x 20 cm. Selain itu, daya maksimal yang digunakan adalah sebesar 9 volt. Robot-robot ini harus bisa melintasi line tracer sehingga mampu mencapai garis finis secepat mungkin secara head to head dengan lawanya. Namun, robot-robot tersebut haruslah murni analog, tanpa program komputer yang diselipkan di dalamnya.

Raut menegangkan langsung terpancar dari wajah peserta dan penonton yang hadir sore itu. Banyak penonton yang ikut kecewa ketika robot yang diidolakan sudah meninggalkan jauh lawannya dan akhirnya harus terkena penalti karena salah jalan ataupun berputar-putar tanpa henti. Ada robot yang berjalan cepat tanpa henti dan ada pula robot yang berjalan pelan seperti seekor siput.

Kesulitan yang dicapai oleh peserta dalam merangkai robot adalah peletakan sensor. Karena sensor merupakan hal vital pada robot analog. Bila sensor tidak bekerja dengan baik, maka dapat dipastikan robot dapat berputar-putar tanpa kendali. "Yang paling sulit kalau sensornya sinarnya rusak, kalau pakai program mungkin gampang,” kata Deni, salah seorang peserta dari jurusan Teknik Fisika ITS.(mas/han)

Berita Terkait