ITS News

Selasa, 03 September 2024
27 Maret 2008, 19:03

Jabatan Pemerintahan Itu Bukan Karir

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setiap lima tahun sekali masyarakat disuguhi berbagai macam "produk" dari semua calon. Ada yang menjanjikan kesejahteraan, menjanjikan ini, menjanjikan itu, dan tentunya sebagai masyarakat kita hanya bisa meng-amin-i dan mendoakan, semoga segala janjinya terwujud. Dan setelah prosesi pemilu selesai, semua kembali seperti semula. Jalan -jalan masih tetap banyak yang berlubang, banjir dimana-mana, jrigen-jrigen tetap antre untuk mendapatkan minyak, harga beras tetap membubung naik, harga susu balita tetap tak terbeli, pungli tetap merajalela, bahkan lokalisasi terbesar tetap megah berdiri di kota pahlawan ini.

Kalau mencari kambing atas semua ini, pasti kita sepakat semuanya akan menunjuk ke sosok syetan sebagai penyebab utamanya. Syetan telah berhasil masuk ke sendi – sendi eksekutif pemerintahan, sehingga membuyarkan kendali nafsu para pemimpin. Yang dulunya berjanji mensejahterakan masyarakat, kini lebih condong ke kelompoknya. Yang dulunya berjanji akan memberantas korupsi, namun malah tergiur uang suap milyaran rupiah. Semuanya berubah saat jiwa-jiwa para pemimpin jauh dari Sang Pencipta, dan dekat dengan musuh yang nyata.

Yang Maha Kuasa telah menurunkan sosok pemimpin untuk dapat menjadi panutan bagi seluruh manusia di jagad raya ini. Muhammad SAW, sosok manusia yang tak bisa membaca maupun menulis merupakan top leader bagi seluruh leader di bumi ini. Bukan karena kehendak Muhammad, namun karena izin Allah serta kebutuhan manusia-lah Muhammad menduduki posisi tersebut. Kita semua sangat membutuhkan sosok seperti beliau untuk menjaga keseimbangan kehidupan kita, baik kehidupan dunia maupun akhirat.

Tepat pada tanggal 12 Rabiulawal , atau dalam versi lain ada yang mengatakan tanggal 20 April 571 M, Aminah binti Wahab melahirkan seorang pemimpin abadi bagi seluruh manusia di jagat raya ini. Dia adalah manusia yang maksum (sempurna), dan menjadi tokoh panutan bagi para pemimpin, panutan bagi para suami, dan panutan bagi seluruh manusia penghuni jagad raya ini. Keluhuran budi pekertinya, kejujurannya, keramahannya, dan seluruh apa yang ada di dalam pribadi beliau adalah suri tauladan.

Dengan proses learning by doing, Muhammad menjadi pengusaha handal sejak di masa kecilnya. Jiwa leadershipnya juga terus terasah saat dia masih belia. Dengan bimbingan langsung dari Yang Maha Pencipta, Muhammad SAW menjadi tokoh suri tauladan yang tak akan lekang oleh zaman. Dua peninggalannya yang utama. Al Quran dan Al Hadits, terbukti mampu menjaga orang – orang yang mengamalkannya dari segala pengaruh nafsu syetan.

Sebagai seorang pemimpin negara, Muhammad juga sangat peka terhadap keadaan rakyatnya. Tak ada rakyat yang mati kelaparan, tak ada pemimpin yang berpesta pora, tak ada korupsi, para pencuripun juga jera, karena ada suri tauladan yang utama di saat itu. Muhammad all out dalam dalam memimpin negara, dengan tetap menghormati para pemeluk agama lain di masa itu. Bahkan dalam suatu kisah sejarah, Nabi Muhammad setiap sore hari menyuapi seorang warganya yang buta, sebatang kara, dan beragama lain. Suatu ajaran toleransi yang hendaknya kita bisa adopsi untuk masa-masa sekarang ini.

Roda zaman terus berputar. Dari zaman budaya syair di masa 1500 tahun lalu dan kini berganti ke era multimedia dan internet, dari zaman kekhalifahan kini banyak beralih ke zaman demokrasi, namun sosok pemimpin adalah tetap pemimpin. Walau sistem sudah jauh dari apa yang diajarkan dari sang maha guru Nabiullah Muhammad SAW, hendaknya seluruh pemimpin-pemimpin negeri ini masih terus belajar meneladani kepemimpinan Muhammad.

Meminjam istilah dari Abdullah Gymnastiar, mulailah dari diri sendiri, mulailah dari yang kecil – kecil, dan mulailah dari saat ini. Kalau adik perempuan, istri, saudari – saudari kita, atau bahkan kita sendiri auratnya masih terbuka, mari berusaha untuk menutupnya. Kalau mulut ini masih ingin berkata tidak jujur, mari bersama-sama untuk belajar selalu sadar, bahwa kelak mulut ini akan berkata jujur pada Yang Maha Pencipta. Akan ada tanggung jawab dari setiap perbuatan kita.

Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Semua diantara kamu adalah pemimpin, dan semua diantara kalian akan ditanya tentang apa yang ia pimpin. Seorang imam / kepala negara adalah pemimpin, dan dia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin. Seorang laki-laki / suami adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin. Seorang wanita / istri adalah pemimpin di rumah tangga suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin. Seorang pelayan adalah pemimpin dalam harta milik majikannya. Dan setiap kamu adalah pemimpin, dan dia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin (HR. Bukhari dan Muslim). Semoga kita tetap teguh dan menjalankan apa yang diajarkan Rasulullah dalam segala tindakan kita.

Marji Wegoyono
Jurnalis ITS Online

Berita Terkait