Dalam sambutannya, Ketua Tim Bina LDJ, Didit Eko Widodo, mengatakan dengan adanya kegiatan ini diharapan dapat terbentuk kesolidan, koordinasi dan hubungan yang baik antara LDJ, JMMI, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan pihak jurusan sendiri. "Karena LDJ tidak akan mampu untuk bergerak tanpa ada kerjasama yang baik dengan berbagai pihak," komentarnya.

Sebagai pembicara pertama, Dr Muchtasor bercerita tentang perjuangan dirinya ketika Masjid Manarul Ilmi belum berdiri. “Bahkan saya sama teman-teman aktivis sampai membawa kloso (tikar, red) untuk sholat di Manarul,” kenang Dosen Teknik Kelautan ini.

Ia menjelaskan bahwa perjalanan dan dinamika perjuangan di kampus ITS penuh dengan lika-liku. “Dulu, yang namanya perempuan pakai jilbab disebut ketinggalan zaman, tapi sekarang jadi kebalikannya,” ungkap Doktor lulusan Memorial University of Canada ini.

Sementara itu, materi lain berkutat pada manajemen organisasi seperti manajemen rapat, humas, kaderisasi, kesekretariatan dan kebendaharaan. Materi ini menghadirkan penyaji yang berkompeten di bidangnya. Diantaranya Fahmi ST (trainer Trustco), Anjaya (mantan Ketua Kajian Jurusan Matematika Ibnu Muqlah), serta Erik SE (Public Relation YDSF).

Sedangkan, pada materi tentang ke-TPKI-an, Dr Triwikantoro MSi selaku Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam (TPKI) menjelaskan bahwa tugas lembaganya adalah mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan keislaman yang dilakukan civitas akademika ITS. Selain itu, Ia juga memaparkan tentang struktur organisasi TPKI ITS.

Tri pun menjelaskan bahwa LDJ secara koordinatif berada dibawah JMMI. Sedangkan ditengahnya sebagai penghubung ada Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Jurusan (FSLDJ). "Setelah itu JMMI bertanggung jawab pada TPKI. Selanjutnya TPKI akan bertanggung jawab kepada Badan Pengelola dan Pengembangan Masjid Manarul Ilmi (BPPMMI) yang berada langsung dibawah Rektor," paparnya rinci.

Sehingga, imbuh Tri, semua kegiatan LDJ seharusnya atas sepengetahuan Ketua Umum JMMI dan Ketua TPKI. Tri yang juga Dekan FMIPA ITS mengharapkan ke depannya, akan terbentuk sebuah kesatuan organisasi yang rapi secara menyeluruh. “Kita harus terus berusaha untuk mensinergiskan kegiatan keagamaan di kampus ini,” ujarnya. (bah/th@)