ITS News

Jumat, 27 September 2024
06 April 2008, 09:04

Menjadi Technopreneur Dengan 3I S

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kresnayana membuka materi seminar ini dengan apik. Mengajak mahasiswa tidak hanya berpikir analitis seperti teori-teori yang diajarkan pada bangku kuliah. ”Dari dulu kita hanya berpikir ditanya, diketahui lalu jawab,” jelasnya. Pola pemikiran seperti itu tambahnya tidak akan sesuai di kehidupan nyata. Perlu pemikiran yang kreatif dan sebuah ide-ide baru untuk menjadi seorang wirausaha. ”Mata uang masa depan itu adalah ide, dan realitanya selalu ada tantangan-tantangan baru untuk dipecahkan,” paparnya dosen statistik ini.

Kresnayana menambahkan bahwa jarangnya muncul wirausaha baru berdampak pada angka perekonomian bangsa. Pada tahun 1983 tiga persen hingga kini angka tersebut kian merosot menjadi 0,003% jika dibandingkan dengan angka perekonomian dunia.

Prinsip 3I S menurutnya adalah syarat yang harus dimiliki seorang entrepreneur. 3I S itu adalah inspiration,invention,implementation dan spirit. "Pokoknya bagi mahasiswa yang ingin menjadi technopreneur, empat hal ini harus ada!" tegasnya. Selain itu Kresnayana juga menyampaikan bahwa seorang entrepreneur harus mampu melakukan kerja dalam sebuah tim.

Melanjutkan Kresna, Widya Utama pun mengatakan bahwa sebenarnya technopreneur itu adalah sebuah pilihan yang bisa diambil. Peserta pun diajaknya berpikir akan jadi apa mereka kelak. Saat Widya bertanya ternyata tak ada satupun peserta yang berani memilih untuk menjadi wirausaha. Padahal menurutnya semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa mendapatkan profit dalam hal wirausaha. ”Yang dibutuhkan tinggal keyakinan untuk bisa mandiri,”jelas Direktur Center Entrepreneur Development (CED) ini. Diakhir sesi, peserta yang semuanya adalah mahasiswa ini diajak untuk memulai berpikir kreatif dalam membuat usaha oleh Drs. Soehardjoepri, Msi.

Dalam seminar ini hadir pula Drs Bandung Arry Sanjoyo MIKomp, Pembantu dekan tiga FMIPA. Menurutnya seminar seperti ini harus terus diadakan bahkan jika perlu langsung disaat penerimaan mahasiswa baru.”Jika dibidang satu telah ada materi kurikulum kewirausaahan, bidang tiga (kemahasiswaan,Red) pun melakukan hal serupa lewat seminar-seminar seperti ini, ”jelasnya. (yud/ap)

Berita Terkait