ITS News

Jumat, 27 September 2024
07 Mei 2008, 07:05

Capres BEM Sepakat Tolak Komersialisasi Pendidikan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah Rahmat Thamrin, mahasiswa Teknik Informatika 2004 ini menyuarakan keresahannya pada calon pemimpin BEM tahun kepengurusan 2008-2009.”Apa yang akan anda lakukan bila benar-benar terjadi komersialisasi pendidikan di ITS, baik berupa Badan Layanan Umum (BLU), Badan Hukum Pemerintah (BHP) atau apapun bentuk komersialisasi tersebut?,” tanyanya.

Para calon pun menjawab secara bergantian. Dimulai dari calon dengan nomor urut 2, Arif Bijak Bestari. Calon yang memiliki jargon hangat dan bersahabat ini mengatakan siap menolak komersialisasi pendidikan. “Saya siap memperjuangkan hal itu, walau di drop out (DO) sekalipun,” ungkapnya. Selain itu, ia akan menampung aspirasi mahasiswa ITS terkait menolak atau menerima ITS sebagai BLU.

Nora Angela tak mau kalah. Ia mengatakan akan memperjuangkan agar pendidikan tetap murah.”Sampai mati pun saya akan memperjuangkan. Saya tak mau melihat adik-adik saya tak bisa kuliah,” ungkap satu-satunya Capres wanita ini. Ia pun meminta kepedulian seluruh mahasiswa ITS untuk bersama berjuang menolak komersialisasi pendidikan.

Sedangkan Aris Sofan Lutfianto, mengatakan akan melihat apakah BHP atau BLU tersebut akan berpihak pada perekonomian rakyat.”Jadi tidak ada lagi kabar ‘burung’ terkait adanya mahasiswa yang tak mampu kuliah karena biaya,” ungkpanya. Ia pun menambahkan bahwa memperjuangkan pendidikan murah merupakan kewajiban seluruh rakyat indonesia, tak terkecuali mahasiswa.

Yang terakhir adalah jawaban dari Aditya Rahman, calon nomor urut 1. Calon yang memiliki visi ingin membentuk tim elit untuk turun menjemput aspirasi mahasiswa ini juga sepakat komersialisasi pendidikan harus ditolak. Dengan menggubah lirik lagu Tanjung Perak, ia menjawab lewat nyanyian bahwa sekolah harus gratis, kuliahnya harus murah, anggarannya dinaikkan. Ia pun menjawab dengan tegas bahwa ia tak takut bila ia harus sampai diskorsing untuk memperjuangkan pendidikan murah.”Jangankan skorsing, meski ratusan pedang yang akan tertancap, saya perjuangkan,” ungkapnya yakin.

Menanggapi jawaban tersebut, Rahmat Thamrin pun berkomentar bahwa seharusnya presiden BEM harus tegas menolak.”Kalau jawabannya masih ngambang dan tidak tegas kukut ae rek (turun saja,red),” pungkasnya. (yud/th@)

Berita Terkait