ITS News

Jumat, 27 September 2024
12 Mei 2008, 08:05

Ethanol Bisa Jadi Alternatif Mahalnya BBM

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bila pertanyaan itu ditujukan pada ITS, maka bahan bakar alternatif adalah salah satu solusi. Hal itu diungkapkan Ir Sri Nurhatika MPd. Dosen Biologi ITS ini mengatakan sebenarnya ITS tengah mengembangkan bahan alternatif baru yaitu Ethanol. Bahan bakar ini disebut-sebut memiliki kelebihan yaitu lebih ekonomis dibandingkan minyak tanah. ”Bahan bakar ini bila dibandingkan dengan minyak tanah maka perbandingannya adalah satu banding sembilan. jadi pengunaan satu liter Ethanol sama dengan sembilan liter minyak tanah,” jelasnya.

Awal mula mengapa ITS mengembangkan bahan bakar ini sekitar satu tahun yang lalu, ketika terjadi perjanjian kesepakatan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). ITS akhirnya menjalin kerjasama dengan Koperasi Manunggal Sejahtera. Koperasi ini mengajak ITS untuk bekerjasama dalam hal pengembangan energi alternatif. “Saat ini kita telah menyadari bila harga BBM akan terus naik, makanya perlu energi alternatif. Dan energi alternatif itu ialah Ethanol,” ungkap Dosen yang akrab dipanggil Ika ini.

Selanjutnya dibuat perjanjian kesepakatan antara ITS dan koperasi manunggal sejahtera. ”Perjanjian ini melibatkan empat jurusan secara langsung,” kisahnya. Empat jurusan itu ialah Biologi, Teknik Mesin, Desain Produk, serta Kimia.

Jurusan Teknik Mesin diwakili oleh Dr Ir Djoko Sungkono MEng SC. Dosen yang memiliki keahlian dibidang motor pembakaran dalam dan masalah polusi udara ini memiliki peranan dalam mengembangkan alat pemroduksi Ethanol.

Tak ketinggalan adalah ketua jurusan Desain Produk, Ir Baroto Tavip Indrojarwo Msi, jurusan ini berperan dalam pengembangan desain kompor Ethanol. Bahkan kini, mahasiswa desain produk Rovi Adiyanto Wahyudi, melakukan tugas akhir dengan merancang kompor bahan bakar ini. ”Kompor ini juga telah siap dipasarkan,” ungkap Ika.

Selain itu, Jurusan Kimia juga turut berperan. Lewat penelitian, jurusan ini membuktikan bahwa Ethanol aman digunakan untuk bahan bakar. ”Ethanol terbukti tak mengandung Pb,” jelas Ika.

Sedangkan jurusan Biologi sendiri berperan dalam mencari mikroorganisme yang sesuai dalam proses pembuatan Ethanol. Proses pembuatannya juga dikatakan ramah lingkungan karena bahan bakunya adalah limbah. ”Limbah yang dapat digunakan adalah limbah yang mengandung karbohidrat, protein dan pati,” ungkapnya.

Pertama-tama limbah dihancurkan hingga menjadi bubur, setelah itu dipanaskan dengan uap air dan enzim amylase ditambahkan. Enzim ini menurutnya berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi gula.

Dan setelah itu dilakukan proses fermentasi.untuk menghasilkan ethanol. Pada proses inilah diperlukan mikroorganisme yang cocok. ”Saccharomyces cerevisiae, adalah salah satunya. Namun masih ada satu mirobakteri lagi yang masih rahasia,” ungkapnya. Mikrobakteri ini mampu menghasilkan empat kali lipat ethanol dari pada proses fermentasinya

Hingga kini, bahan bakar ini terbukti menarik perhatian banyak investor. Medco Agro Industri misalnya. Lewat Direktur Engineering, Ir A Krisdwiarto telah memesan tiga alat untuk produksi bahan bakar ini.

Perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit ini memang berharap adanya kerjasama dalam pengembangan ethanol dengan ITS. “Saya harap Ethanol dapat menjadi bahan bakar baru untuk dapat dipakai pada rumah pegawai di kebun kelapa sawit,” ungkapnya.(yud/asa)

Berita Terkait