ITS News

Jumat, 27 September 2024
16 Mei 2008, 23:05

Bos (it)gossips, Mahasiswa ITS yang Tinggal di Rumah Kos

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rambutnya gondrong sebahu, memakai sepatu kets butut, kaus oblong, biasanya dilapisi jaket. Alat transpor pribadinya, motor keluaran tahun 2000-an. Penampilan Mohammad Masbuchin itu nyaris tidak berubah sejak tahun pertama kuliah di ITS.

Padahal, kalau mau, pria 22 tahun tersebut bisa saja gonta-ganti sepatu baru, beli jaket branded, bahkan kredit mobil. Sebab, sejak setahun lalu, mahasiswa semester enam tersebut punya penghasilan cukup besar dari web publisher yang dirintisnya sejak dua tahun belakangan. Setiap bulan, tak kurang USD 1.000 masuk rekeningnya.

"Ah… saya masih sama saja seperti dulu. Tinggal di rumah kos," katanya ketika ditemui di kampusnya, Senin lalu. Bahkan, dia mengaku sepatu putih yang dipakai juga milik temannya satu kos. "Jaket biru ini juga saya temukan di laboratorium. Milik kakak kelas. Lumayan masih bisa dipakai," kata mahasiswa kelahiran Peterongan, Jombang, itu.

Tongkrongan Masbuchin memang tak seperti mahasiswa berduit. Semangatnya pun biasa saja. Beberapa teman kuliahnya justru kerap melihat Buchin -begitu panggilannya- mengantuk saat kuliah. "Kalau ngantuk, rambutnya yang gondrong ditutupkan ke mata. Jadi, dosennya nggak kelihatan kalau matanya merem," kata seorang temannya.

Seperti umumnya mahasiswa, Buchin gemar berselancar di dunia maya. Jujugan-nya situs-situs tentang teknologi informasi. Maklum, dia mahasiswa jurusan itu. Ketika menjelajah itulah, dia merasa bisa membuat situs semacam itu. "Saat itu terpikir, saya ingin punya pemasukan duit, tapi tidak perlu repot pergi ke kantor," katanya.

Dia pun membuat situs sendiri. "Saya ingin menyediakan informasi bagi para penggila teknologi," katanya. Sebab, penyedia informasi di dunia tersebut sangat terbatas. "Ada, tapi kurang spesifik dan tidak detail. Nah, saya ingin memudahkan orang saja," ungkapnya.

Alamat sistusnya, www.(it)gossips.com, memuat beberapa berita teknologi yang diambil dari berbagai sumber atau situs lain. Tak lupa, dia mencantumkan sumbernya. Misalnya, Catch Hackers Red-Handed yang diambil dari www. gfi.com atau Mobile Software dari www.eWeek.com. "Apa pun berita teknologi ada di situ," kata alumnus SMA Al-Islam Mojokerto tersebut. Karena serbaada itu, situsnya diberi slogan tech juice, daily. "Kalau besar, bisnis saya itu mirip detik.com," tambahnya.

Setiap hari Buchin juga berselancar ke beberapa situs produk elektronik. "Saya cari berita-berita baru, kemudian saya tulis ulang agar enak dibaca," jelasnya.

Seperti bikin koran yang harus terbit setiap hari, Buchin juga tiap hari mengirim berita tiap hari ke situsnya. Aktivitas itu dilakukan di sela-sela kuliah. Kalau sedang semangat, sekali menghadapi laptop, Buchin bisa menulis lima hingga tujuh artikel. "Saya terus di hadapan laptop. Mirip wartawan yang dikejar deadline," ujarnya.

Bulan pertama tayang, tak seorang pun mengunjungi situsnya. Padahal, cukup banyak uang yang dikeluarkan untuk medianya tersebut. "Saya prihatin sekali. Saya bertanya dalam hati, apakah tulisan saya tidak menarik," ungkapnya.

Buchin tak menyerah. Dia terus mengirim tulisan setiap hari. Setiap ada waktu senggang, di sela-sela kuliah, saat menunggu jam pergantian kuliah, dia selalu menyempatkan mengirim artikel. "Di mana pun bisa. Pokoknya kirim. Bisa dikerjakan sambil kelesotan," katanya lantas tersenyum.

Bikin tulisan setiap hari tidak mudah. Buktinya, saat Buchin merintis usaha tersebut, tak kurang sepuluh temannya juga merintis hal yang sama. "Tapi, mereka rontok karena tak tahan menulis berita tiap hari," tegasnya.

Bulan berikutnya, mulai ada satu-dua orang yang mampir. Tiga bulan pertama, dia hanya memperoleh uang USD 0,8 dari iklan. Kini, iklan yang ditayangkan di situs itu cukup banyak dan bergengsi. Misalnya, LCD, iPod, kamera, alarm, dan masih banyak lagi. Setiap hari, ribuan orang mampir untuk buka-buka halaman (it) gossips. "Rata-rata sehari seribu orang berkunjung," jelasnya.

Buchin mengamati siapa saja yang menjenguk situsnya itu. Lalu, dia membuat rekap sederhana. Rinciannya, 40 persen warga negara Amerika, 20 persen orang Inggris, 20 persen lagi dari Australia.

Dari data itu, dia menyesuaikan artikelnya. Dia memberikan porsi berita terbanyak untuk orang Amerika. "Misalnya, mereka bertanya tentang pengunjung situs yang tak dikenal, maka saya sediakan artikel tersebut," katanya.

Karena banyak pengunjung, agen iklan pun tertarik memasang berbagai produk di (it)gossips. "Tentu saja kami terima karena dapat duit," tegasnya.

Dia dapat uang melalui sistem paypal, alat pembayaran yang berlaku di internet. Pembayaran itu untuk order pemasangan iklan. Agen iklan cukup mengorder Buchin tentang jenis produk yang diiklankan. Kemudian, Buchin mencari sendiri materinya di situs, lalu ditayangkan.

Agen menghitung penayangan iklan tersebut, kemudian mengirim sejumlah uang sesuai hitungan poin ke rekening Buchin. "Mereka juga mengirim dalam bentuk cek jika google adsense (advertorial, Red) banyak dikunjungi," katanya.

Pendapatan juga diperoleh dari paid review. Misalnya, ulasan tentang suatu produk. "Per artikel bisa dibayar sekitar enam dolar AS sampai puluhan dolar," jelas Handy Eka Cahyana Kurniawan, penulis (it)gossips.

Makin banyak pengunjung membuat Buchin cukup kewalahan menyediakan artikel. Maka, dia pun melibatkan dua temannya sebagai penulis. Salah satunya ya Handy itu. "Apa pun saya tulis, mulai teknologi komputer terbaru hingga sabun mandi. Namanya saja tech juice," kata teman seangkatan yang kini jadi "karyawan" Buchin tersebut.

Tentu saja dia dapat honor. "Jumlahnya rahasia sekali. Lumayan buat tambahan," elak Hendy. Sejak punya bisnis itu, Buchin tak lagi minta uang bulanan kepada ibunya, pengusaha ternak ayam di Jombang. "Bisnis ini sudah cukup untuk bayar kuliah segala," ujar Buchin. (cfu) 

Berita Terkait