Kekalahan ini berawal saat robot otomatis yang pertama dijalankan menyangkut pada robot otomatis lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik di area start zone milik Koumori sehingga harus melakukan retry atau start ulang. Seiring dengan gagalnya Koumori melakukan start pertama Robot KHIL_G sebagai lawannya telah mengambil satu white butter.

Pada start kedua setelah meminta retry, dua Robot Otomatis Koumori yang saling menggendong menuju tiang utama yang terdapat yellow butter. Sayangnya KHIL_G memiliki strategi yang jitu dengan menghalanginya. Koumori pun gagal mengambil yellow butter, sedangkan robot otomatis ketiga juga gagal mengambil white butter yang tersisa.

Pertandingan akhirnya tinggal menunggu robot manual yang dijalankan operator. Sama kuat, tiap tim berhasil meraih poin sama untuk robot manual sehingga hasil akhir KHIL_G unggul dalam perolehan satu white butter. Dengan demikian KHIL_Glah yang berhak melaju ke final, sedangkan Koumori masih harus berjuang di semi final untuk memperebutkan tempat ketiga sebagai wakil regional IV.

Nasib sial ternyata masih menghinggapi Koumori. Kejadian serupa kembali terjadi saat melawan Rengganis dari Unesa. Robot otomatis kembali bermasalah. Bahkan kali ini tidak dapat diretry sehingga sama sekali tidak turut berlomba. Koumori pun mengandalkan robot manual. Beruntung, Robot Otomatis Rengganis pun tidak mampu bekerja secara maksimal sehingga sama-sama tidak bekerja.

Keberuntungan akhirnya dapat dialami Koumori karena robot manual lawan lebih lambat sehingga robot manual Koumori berhasil mencuri satu port dan satu chess. Dengan lega Koumori pun unggul dan berhak menuju KRI tingkai nasional bersama Jump_Be dan KHIL_G di UI Jakarta.

Seusai pertandingan, salah satu personel Koumori menagatakan kesalahan tersebut tidak akan terulang di Jakarta nantinya. Koumori pun masih menjadi tim yang ditakuti dengan rekor Govinda 35 detik. “Tunggu saja, akan kami balas di Jakarta,” ancam salah satu anggota Tim Koumori dengan penuh semangat. (mtb/han)