ITS News

Jumat, 27 September 2024
18 Mei 2008, 10:05

Pemain Lawas Dominasi KRI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Juara bertahan tujuh kali, PENS-ITS, dengan robotnya Jump-Be, melenggang dengan skor tertinggi. Jump-Be memperoleh hasil sempurna karena mampu mencetak govinda pada penyisihan game kedua.

Sebanyak 21 tim KRI dibagi dalam tujuh grup. Masing-masing tim bermain dua kali (dua game) untuk menentukan juara pertama dan kedua grup. Hari ini, 16 tim masuk babak perdelapan final. Juara satu, dua, dan tiga yang berhak ke Jakarta ditentukan hari ini pula.

Secara umum, performa seluruh robot rata-rata tak mengecewakan. Walaupun, sebagian robot otomatis sering macet di tengah lapangan.

"Seluruh robot rata-rata mengalami kemajuan," tutur Endra Pitowarno, salah seorang juri. Kemajuan tersebut dapat dilihat pada robot yang menjadi juara grup. Yakni, Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Hassanudin (Unhas), dan Universitas Bhayangkara (Ubhara). "Unibraw paling pesat. Saya berani bilang, mereka sejajar dengan PENS dan ITS," kata Endra Pitowarno.

Jagoan Surabaya, PENS ITS memang sepertinya tak tertandingi. Ketika robot lain hanya memikirkan cara mendapatkan poin, robot mereka sudah berpikir (dan mampu melakukan) cara mendapatkan poin dan menghadang lawan. Kekuatan Jump-Be tampak maksimal ketika melawan Morzan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Jump-Be berhasil mencetak govinda alias berhasil mengangkat seluruh keju (satu keju kuning dan dua keju putih) yang menjadi tugas mereka. Skor sempurna, 48, berhasil mereka raih. Jump-Be mengandalkan tiga robot otomatis dan satu manual. Dua robot yang bertugas mengambil keju putih langsung jalan.

Setelah berhasil, mereka langsung mengangkat keju dan "parkir" di "gawang" lawan. Dengan demikian, lawan tak bisa memasukkan pot dan bola. Akibatnya, lawan kehilangan nilai. Satu robot otomatis Jump-Be bahkan bisa melompati kayu pinggiran lapangan dan masuk ke common area untuk digendong robot manual mengambil keju kuning. Itu semua dilakukan dalam waktu kurang dari tiga menit.

"Saya rasa memang masih akan sulit untuk mengalahkan mereka. Tapi, perebutan posisi dua dan tiga pastinya bakal seru," sambung Endra. "Apalagi kalau nanti ITS lawan Unibraw, wah…" komentarnya. Dua tim andalan tersebut memang berada pada grup yang berdekatan A (ITS) dan C (Unibraw).

Endra juga tetap memperhitungkan kuda hitam yang tak kalah tangguh. Salah satunya robot Unesa Rengganis. Rengganis terutama kuat di robot manual. Sang driver mampu melarikan robotnya dengan cepat. Dia andal menumpuk pot dan bola dalam susunan yang tinggi (tiga pot dan tiga bola) sehingga membuat ratusan penonton menjerit histeris.

Para penonton, termasuk pendukung Rengganis, takut bola tergelincir jatuh dan Rengganis kehilangan poin. Aksi itu ditunjukkan Rengganis pada pertandingan kedua melawan Universitas Negeri Makassar.

Sementara itu, robot-robot Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) juga telah menunjukkan kecerdasan. Meski begitu, Endra mengatakan, sebagian besar robot masih kesulitan menjalankan tugas. "Tahun ini memang terlalu berat. Saking beratnya, sampai-sampai banyak yang tidak bisa menjalankan tugas," sambungnya dengan nada bercanda.

Sama halnya dengan KRI, juri mencari tiga robot KRCI terkuat untuk masing-masing divisi agar bisa ditandingkan ke Jakarta. Yakni, divisi expert swarm dan expert single serta senior beroda dan berkaki. (ara/nw) 

Berita Terkait