ITS News

Jumat, 27 September 2024
20 Mei 2008, 10:05

LCEN, Ajak Adu Argumen Antara Peserta SMA dengan Juri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Terlihat gurat-gurat ketegangan di wajah para peserta. Para peserta dari kategori SMA ini sedang meyakinkan para juri bahwa karyanya layak menjadi pemenang. Namun tidak semudah itu, berondongan pertanyaan diajukan untuk menguji pemahaman peserta terhadap hasil ciptaannya.

Khotibulloh, siswa kelas III SMAN 2 Riau yang menampilkan karya tentang Early Warning System Gempa dan Tsunami yang Ekonomis merasakan benar ketegangan tersebut. ”Saya agak gemetar ketika juri mulai mengajukan banyak pertanyaan tentang kelemahan karya kami,” komentarnya.

Menurutnya, alat yang dibuat oleh timnya selama dua bulan ini terdiri dari indikator, pemancar dan penerima sinyal ini sendiri sebenarnya merupakan alat yang bagus. Dari alat itu bisa diketahui tanda gempa dan tsunami dan dengan segera laporan indikasi tersebut dipancarkan menuju pusat regu evakuasi. Indikator yang dipakai merupakan indikator pengukur kedalaman laut. ”Karena memang tanda-tanda tsunami berasal dari kedalaman laut yang tiba-tiba berubah drastis,” tambahnya.

Juri sendiri masih mempertanyakan tentang aplikasinya di kemudian hari. ”Kalau yang dipakai indikator terlalu sederhana, bisa jadi setiap perubahan air sinyal akan terus berbunyi dan hal itu sangat meresahkan masyarakat,” ujar salah seorang juri. Namun mereka juga memberikan semangat, ”Karya yang dihasilkan sekarang bisa jadi memberi jalan untuk penemuan-penemuan selanjutnya” tambahnya.

Menanggapi itu, Khotibulloh mengaku masih kecewa dengan penilaian dari juri tadi. Menurutnya, karena masih SMA jadi kemampuan inovasi alatnya masih sangat sederhana. ”Padahal karya ini pernah ditampilkan dihadapan Presiden SBY, tapi menurut juri masih banyak kelemahannya,” ungkapnya agak kecewa.

Dari 16 karya siswa SMA yang dibagi dalam bidang elektronika dasar non mikrokotroler dan mikrokontroler, semuanya menarik perhatian pengunjung. ”Wah, masih SMA karyanya sudah sangat inovatif,” komentar salah satu pengunjung. Karya lain yang menarik adalah, mesin cuci otomatis dari SMA Muhammadiyah 2, rambut sebagai penangkap gelombang UHF karya SMA Unggulan BPPT Lamongan. (bah/han)

Berita Terkait