ITS News

Jumat, 27 September 2024
26 Mei 2008, 09:05

Jawara LCEN, Dari Sensor Kereta Hingga Terapi Gigi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam penutupannya, Suasmoro mengatakan bahwa seharusnya Indonesia bisa membuat produk elektronik yang bisa dijual. ”Coba lihat mainan dan elektronik yang ada, semua dari Cina,” ungkapnya. Ia mengharapkan, dengan adanya lomba LCEN maka daya kreatifitas akademisi bisa ditingkatkan.

Pada acara puncak LCEN ini, beragam acara ditampilkan untuk menghibur pengunjung. Salah satunya adalah kelompok musik etnik akustik. Kelompok yang merupakan anggota dari tim Pembinaan Kerohanian Hindu ini menampilkan paduan antara musik etnik Bali dan modern.

Setelah itu, tibalah giliran pengumuman pemenang. Bidang eletronika dasar non mikrokontroler dan mikrokontroler pun diumumkan. Karya dari pelajar SMA dan SMP ini mampu menunjukkan bahwa karya mereka memang kreatif. SMA Cakra Buana misalnya, meraih juara satu dibidang non mikrokontroler yang membuat sensor kereta dari bahan soleonida.”Bahan selonoida ini tak menggunakan power supply jadi hemat energi,” jelasnya.

Tak ketinggalan pula, mahasiswa ITS yang membuktikan daya kreativitas mereka. Mahasiswa ITS dari PENS ITS berhasil meraih juara I di bidang Biomedika. Terinspirasi dari orang tua, alat monitoring pasien rawat jalan penderita jantung koroner berbasis wireless. Muamar Qathafi mengatakan meski alat yang mereka rancang ini belum jadi 100 persen, mereka optimis bahwa alat mereka bisa jadi produk yang layak jual. ”Masih perlu satu software lagi yang masih kami pesan dan belum diaplikasikan,” ungkapnya.

Selain itu, dibidang biomedik ini mahasiswa ITS juga meraih juara II, lewat sistem terapi gigi dengan sinar laser. “Kami masih menguji alat ini lebih lanjut dengan marmut,” kata Awal Muhamad yang tergabung dalam tim BHE ini.

Di bidang elektronika dan otomasi Industri, mahasiswa ITS juga tak ketinggalan meraih juara. Lewat Anggik Rizka dan Erfan Catur, mahasiswa D3 Teknik Elektro ini berhasil meraih juara II. Dengan latar belakang untuk menghindari kecelakaan, mereka menciptakan alat otomasi kecepatan mobil.

Sementara di bidang Telematika diraih tim dari luar ITS yaitu Universitas Widya Mandala sebagai juara I. Sedangkan juara II dan III berturut-turut diraih tim Universitas Brawijaya dan Universitas Surabaya.

Ir Hendra Kusuma MEng selaku juri mengatakan bahwa dibandingkan tahun lalu, LCEN kali ini lebih kompetitif dan karya yang dihasilkan peserta lebih kreatif. Namun, ia menambahkan bahwa ada beberapa karya yang kurang setuhan akhir. ”Beberapa peserta masih membuat dengan sistem SKS (sistem kebut sebulan, red),” jelasnya menyayangkan. Padahal, imbuhnya, sebenarnya LCEN ini adalah usaha dari pihak akademisi untuk meningkatkan kreatifitas anak bangsa. ”Tapi, kalangan Industri masih belum memperhatikan,” pungkas Dosen Teknik Elektro ini.(yud/th@)

Berita Terkait