ITS News

Jumat, 27 September 2024
27 Mei 2008, 12:05

Menkominfo Sosialisasikan Kenaikan BBM di Kampus

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam paparannya, Nuh menegaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM tersebut bukan untuk mencari popularitas, tapi justru untuk membantu menyelamatkan peningkatan angka kemiskinan.

“Pengurangan subsidi BBM ini nantinya justru dialihkan untuk membantu rakyat miskin, salah satunya melalui program Bantuan Langsung Tunai (BLT) itu,” jelasnya di hadapan ratusan dosen, karyawan dan mahasiswa PENS ITS.

Ia juga mengingatkan bahwa subsidi BBM yang ada selama ini, sekitar 40 persennya lebih banyak dinikmati orang kaya daripada orang miskin. Karena itu dengan dikuranginya jumlah subsidi ini diharapkan bisa disalurkan pada sasaran yang lebih tepat.

Kenaikan harga BBM sendiri, menurut mantan Rektor ITS ini, sebenarnya bukanlah hal baru sepanjang pemerintahan di Indonesia. Jadi sebenarya tidak perlu harus dibesar-besarkan. Mulai tahun 1966–1999, sudah terjadi 32 kali kenaikan harga BBM. Sedangkan dari tahun 2000–2007 terjadi 6 kali kenaikan harga BBM.

Diakui Nuh, dengan adanya kenaikan harga BBM jelas akan berpengaruh pada kenaikan harga barang kebutuhan lainnya dan itu wajar terjadi. “Tapi pemerintah juga telah melakukan penurunan pada sejumlah tarif lainnya, seperti tarif telepon yang diharapkan bisa membantu meringankan beban masyarakat,” ujarnya. Bahkan, ia sedikit membocorkan bahwa kemungkinan pada bulan Juli mendatang pemerintah juga akan melakukan penurunan tarif internet.    

Diungkapkan pria asli Surabaya ini, bahwa pemerintah sebenarnya telah menyiapkan tiga paket kebijakan untuk membantu memulihkan perekonomian rakyat Indonesia. Pertama, kebijakan perlindungan sosial yang diwujudkan dengan penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), BLT, dan Beras Miskin (Raskin).

Kedua, kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yakni memberikan dana sebesar Rp 3 miliar ke setiap kecamatan untuk membuat program padat karya bagi warganya. Dan ketiga, kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR), yakni dengan memberi modal tanpa agunan bagi para pengusaha dan pedagang kecil.

Nuh membantah anggapan masyarakat selama ini bahwa program BLT hanya akan menjadikan masyarakat miskin malas. “Program BLT yang diberikan pemerintah kepada rumah tangga tidak akan menjadikan masyarakat pemalas. Bantuan ini diberikan pemerintah justru untuk mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat akibat dampak kenaikan BBM,” tandasnya.

Jika harga BBM tidak dinaikkan, maka beban subsidi BBM dan listrik bisa lebih tinggi dari kenaikkan penerimaan negara yang didapat dari kenaikkan harga minyak dunia. Akibatnya, pemerintah harus memotong anggaran lain untuk menjaga agar APBN tetap sehat dan krisis ekonomi yang terjadi akan semakin membesar. Sehingga kepercayaan pemodal terhadap perekonomian Indonesia akan menurun. ”Dan itu jelas akan menyebabkan pula pertumbuhan ekonomi melemah, banyak PHK, kemiskinan serta pengangguran akan semakin tinggi,” ujarnya.

Dalam hal ini, Nuh juga mengingatkan kepada para mahasiswa agar bisa berpikir lebih cerdas dalam menyikapi masalah ini. ”Kalau mahasiswa itu cerdas, maka dia tidak akan melakukan demo,” tegasnya lagi. (Humas/rif)

Berita Terkait