ITS News

Jumat, 27 September 2024
01 Juni 2008, 11:06

ITS-LAPAN Ajarkan Teknologi Penginderaan Jauh

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saat ini ada banyak metode yang bisa dilakukan dalam memetakan potensi alam di permukaan bumi. Salah satunya, dengan penginderaan jauh. Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh berupa citra ini telah digunakan di berbagai keperluan, khususnya dalam bidang perencanaan dan monitoring. Untuk itu, lembaga berkompeten dalam penginderaan jauh yaitu LAPAN dan ITS, terus melakukan sosialisasi melalui kegiatan bimbingan teknis.

”Melalui penginderaan jauh diharapkan banyak institusi pemerintah maupun swasta yang bisa memanfaatkan. Selain lebih efisien, dengan penginderaan jauh banyak hal yang bisa dilakukan dalam rangka mendukung program instansi-instansi tersebut,” tutur Babag Purbantoro ST, salah satu instrukstur sekaligus staf pegawai LAPAN.

Bimbingan teknis ini dilakukan secara padat dan sistematis. Awalnya, para peserta diberikan perkuliahan singkat mengenai teori teknologi penginderaan jauh mulai dari definisi hingga aplikasinya. Kemudian peserta diajak untuk mengenal lebih dalam melalui praktikum pengolahan data satelit penginderaan jauh berikut studi kasusnya. Dan yang terakhir adalah verifikasi hasil praktikum dan presentasi hasil pelatihan selama yang dilakukan peserta.

Bimbingan teknis kali ini mengambil tema Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Penentuan Rute Evakuasi Bencana Tsunami. Acara ini sekaligus menjadi salah satu program kerja pendukung bagi Pusat Data Penginderaan Jauh LAPAN di tahun 2008 untuk mewujudkan pembuatan peta evakuasi bencana tsunami.

Manfaat acara ini pun dapat langsung dirasakan para peserta. Salah satunya, Tjokorda Gde Budi Kusuma ST, peserta asal BPK pusat. Menurutnya, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh sangat mendukung BPK dalam melakukan audit keuangan negara secara perspektif lingkungan. Hal ini biasanya terjadi dalam kasus illegal logging.

”Dulu kita bisa kecolongan untuk masalah audit hutan atau suatu lahan misalnya. Tapi dengan pemanfaatan remote sensing yang terintegrasi dengan SIG (Sistem Informasi Geografi, red) sekarang ini sudah tidak lagi mudah percaya dengan laporan yang ada. Kita bisa cross check dengan data spasial kami,” ungkap Tjokorda, staf pegawai BPK pusat.

Selain itu, manfaatnya juga dapat diperoleh peserta BPS Jatim, Edwin Erifiandi. Dikatakan olehnya, aplikasi penhinderaan jauh sangat berguna bagi BPS dalam rangka sensus penduduk. "Saat ini BPS sedang membuat peta pencacahan penduduk yang akan digunakan dalam sensus penduduk tahun 2010 nanti. Hal ini dilakukan salah satunya agar menghindari adanya double counting oleh BPS," tutur Edwin. (han/th@)

Berita Terkait