ITS News

Jumat, 27 September 2024
03 Juni 2008, 19:06

Getaran dan Bunyi di Kapal, Sederhana tapi Vital

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk sekian kalinya FTK mengadakan kuliah tamu untuk membekali para mahasiswa dalam menambah pengetahuhan terutama dalam bidang getaran dan bunyi di kapal ini. Seperti halnya yang disampaikan koordinator acara Kultam, Husein Tohari bahwasanya Kuliah tamu yang merupakan tawaran dari pihak PT SIKA melalui pihak Dekanat FTK ITS ini dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. "Di FTK sendiri yang memiliki tiga jurusan yang memang ada hubungannya dengan pembahasan kali ini," ujar mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ini.

Husen melanjutkan pada jurusan Sistem Perkapalan sendiri juga memiliki mata kuliah getaran, serta juga memiliki Laboratorium Noise and Vibration sehingga ini menjadi kesempatan baik untuk menambah pengetahuan. "Materi yang diberikan diperkuliahan sangat berbeda seperti yang diberikan pada kultam ini," terang mahasiswa yang juga member Lab Noise and Vibration Teknik Sistem Perkapalan ini.

Adapun tampil sebagai pembicara adalah Per Eskilden Engineer BSc dari SikaFloor Marine Denmark dan Ir Tonny H Istanto yang menjabat Business Unit Manager Industry PT SIKA Indonesia. Dalam presentasi kuliah yang diberikan oleh Per, berbagai teori dasar mengenai apa itu bunyi dan getaran dibahas. Hingga solusi yang tepat untuk mengatasi problem bunyi dan getaran di kapal.

Pada materi ini juga Per mencoba membawakan perkuliahan langsung dengan ilustrasinya, beberapa contoh suara yang berasal dari kamar mesin, control room, hingga kabin kapal di rekam dan didengarkan pada peserta kuliah tamu ini. Rekaman itu ada yang berasal dari kapal-kapal yang tanpa peredam ataupun dengan menggunakan peredam. "Disini kita bisa melihat perbedaannya," ujar Tonny menambahkan materi Per Eskilden yang disampaikan dengan bahasa Inggris.

Bunyi dan getaran kapal sendiri perlu dikurangi semaksimal mungkin, menurut Per Eskilden, ini dikarenakan imbasnya sangat fatal. Seperti terganggu komunikasi, kesulitan tidur, hilangnya suara, stres hingga retakan struktur pada kapal. Untuk mengurangi gangguan itu maka perlu di buat semacam peredam yang menurut Per Eskilden menggunakan Sika Marine Flooring. Dengan peredam ini hampir gangguan bunyi yang berasal dari kamar mesin tidak memberikan pengaruh berarti pada ruangan lainnya yang menggunakan peredam.

Lalu, Tonny menambahkan peredam ini merupakan sebuah sistem yang tersusun dari beberapa material, disana ada plat, rockwool, dan bahan lainnya. "Sistem ini kita pasang pada lantai dan dinding kapal, sehingga mampu meredam bunyi dan suara yang dirambatkan melalui udara ataupun struktur kapal," ujar alumni Teknik Perkapalan ini. Selain itu, Tony melanjutkan untuk lebih meyakinkan mahasiswa dan tentunya menambah pengetahuan mahasiswa, kita bersedia mengajak sepuluh mahasiswa untuk melihat langsung sistem peredam yang sekarang sedang dipasang pada kapal Tug Boat di PT PAL Surabaya.

PT SIKA sendiri baru dalam kurun empat tahun terakhir ini mengeluti dunia marine, sebelumnya PT SIKA sendiri bergerak pada bidang otomotif dan konstruksi. Namun inovasi sistem peredam mereka sudah dipakai dibeberapa kapal mewah di Eropa. "Kapal-kapal persiar mewah, seperti halnya Queen Mary sudah menggunakan sistem ini, di Indonesia baru dikerjakan pada galangan Batam yang mengerjakan kapal pesanan Australia," terang Tonny. Lanjutnya, sekarang kita juga mencoba menularkan sistem ini ke PT PAL yang merupakan industri perkapalan terbesar di Indonesia.

Kultam FTK kali ini mendapatkan animo peserta yang cukup luar biasa, menurut Sigit Aji Pamungkas selaku panita, menargetkan peserta yang hadir sejumlah 50 peserta. "Namun kita lihat tadi daftar absen yang hampir 102 peserta dan itu diluar undangan dari Nasdec, dan Dosen," ujar Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ini. Ini cukup fantastis mengingat pelaksanaan kultam sendiri pada waktu minggu tenang perkuliahan, tambahnya. (fn/rif)

Berita Terkait