ITS News

Kamis, 14 November 2024
30 Juni 2008, 13:06

Program Corporate Social Responsibility ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Oleh karena itulah, maka implementasi dari CSR di perusahaan –perusahan banyak yang menganut konsep corporate philanthropy sebagaimana pendapat pakar marketing Craig Schmit (1994). Schmit berpendapat bahwa CSR harus disikapi secara strategis dengan melakukan penyelarasan inisiatif CSR yang relevan dengan produk inti (core product) dan pasar inti (core market). Beberapa penganut konsep ini adalah PT. Bogasari, yang memiliki program CSR terintegrasi dengan strategi perusahaan, melalui pendampingan para pelaku usah mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis terigu sebagai konsumen utama dari produk perusahaan ini. Demikian juga dengan PT. Unilever yg memiliki program CSR berupa pendampingan terhadap petani kedelai. Bagi kepentingan petani, adanya program CSR ini berperan dalam meningkatkan kualitas produksi, sekaligus menjamin kelancaran distribusi. Sedangkan bagi Unilever sendiri, hal ini akan menjamin pasokan bahan baku utk setiap produksi mereka yg berbasis kedelai, seperti kecap Bango, yang menjadi salah satu andalan produknya.

Selain konsep philanthropy, maka beberapa perusahaan menggunakan CSR sebagai saran untuk meningkatkan image perusahaan, sehingga mereka memilih program CSR dibidang edukasi, pendidikan finansial, hingga pelatihan. PT. Astra International Tbk, misalnya membentuk Politeknik Manufaktur Astra, yg menelan dana puluhan milyar. Selain itu, ada juga program dari HM Sampoerna utk mengembangkan pendidikan melalui Sampoerna Foundation, dengan mengucurkan dana lebih dari 47 milliar.

Implementasi CSR di Perguruan Tinggi
Bagaimana dengan CSR yang diterapkan oleh Perguruan Tinggi ? Banyak perguruan tinggi telah menyerap dana CSR perusahaan sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat. Meskipun demikian, banyak juga kegiatan tersebut menjadi tidak ‘link and match” dengan kebutuhan dan keinginan dari terciptanya pemberdayaan masyarakat karena kesalahan identifikasi kebutuhan, kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah, ketidak seriusan perusahaan pengelola dana, hingga konsekwensi dari CSR sebagai “proyek” sesaat. Sebagai proyek sesaat, maka aktivitas CSR akan menjebak Perguruan Tinggi dalam memenuhi “kredit poin” dan “kredit coin” saja. Hasil akhirnya adalah manfaat yang minimal bagi masyarakat sasaran, sehingga tujuan akhirnya CSR yang seharusnya “memberdayakan” masyarakat hanya menjadi program “memanjakan” masyarakat, seperti model BLT.

Model pengembangan program CSR ITS
Konsep “link and match”, atau kita sebut saja menjadi “terpadu dan selaras”, adalah model yang akan diterapkan ITS dalam mengelola program CSR. Terpadu dalam artian bahwa CSR mengakomodasi kepentingan dan menyelaraskan dengan stakeholder pemberdayaan masyarakat lainnya. Sebagai contoh, dalam mengimplementasikan CSR di lingkungan ring 1 ITS pada tahun pertama (Kelurahan Keputih, Kejawan Putih Tambak, Gebang Putih, dan Mulyorejo), maka dilibatkan peran Lurah, Camat, Tokoh Masyarakat, Bappeko KMS, hingga Departemen terkait dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, maka keselarasan program akan bisa lebih terjamin, dalam artian tidak ada tumpang tindih program yang sejenis dari instansi yang lain pada target sasaran yang sama.

Sosialisasi ditingkat perusahaan sebagai calon pemberi dana pendamping juga dilakukan dalam persiapan CSR ITS ini, sehingga perusahaan memahami rasionalitas pelaksanaan masing-masing aktivitas dan mampu mendukung sesuai dengan konsep CSR yang dianutnya. Sebagai contoh, program pengembangan energi alternatif sederhana dan audit energi akan didukung oleh mitra ITS dari PLN bila sesuai dengan indikator keberhasilan manajemen PLN dalam menekan tingkat keborosan energi.

Keselarasan program CSR ini dimaksudkan bahwa CSR ITS sebagaimana penterjemahan tata nilai kebersamaan dan tanggung jawab sosial dalam Renstra ITS 2008-2017 dan peningkatan indeks kepuasan mayarakat sekitar dalam Renop 2008-2011 mampu di “awareness” kan dan disosialisasikan sebagai program integrasi dan strategis jangka panjang yang berkelanjutan.

Beberapa program yang dirancang dalam CSR ITS yang berbasis IPTEKS ini antara lain adalah pembangunan kelurahan Cyber, teknologi tepat guna dalam mengkonversi air payau menjadi air tawar, energi alternatif berbasis potensi alam (angin, matahari, biogas), komposting, program anak asuh, hingga pengobatan gratis memanfaatkan idle capacity di Medical Centre.

Penutup
Tentunya kami berharap banyak dari semua civitas academika ITS dalam memberikan ide hingga dukungan pelaksanaan program CSR ITS, sehingga program CSR ITS sebagaimana yang diamanatkan Renstra ITS 2008-2017 dan Renop 2008-2011 dapat memberikan kontribusi nyata kita sebagai kalangan terdidik kepada pemberdayaan masyarakat sekitar. Kami tunggu masukan anda sekalian hingga 2 Juli 2008 sebagai bahan kajian untuk pengembangan program CSR tahun ini.

Penulis
Ir Arman Hakim Nasution, M.Eng
Koordinator CSR – ITS

Launching CSR, Eco-Campus, dan Program Hemat Energi ITS
Medical Centre, Kamis, 10 Juli 2008, Jam 10.00

Berita Terkait