Mudah, nyaman, dan gratis! Demikian kesan yang didapat ketika memanfaatkan pelayanan ini. Mudah dikarenakan cara mendapatkan pelayanan ini sangat mudah. Untuk mahasiswa ITS hanya diminta menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan mendiktekan identitasnya pada petugas pendaftaran. Selanjutnya, tinggal menunggu giliran mendapatkan layanan ini.
Nyaman, karena psikolog yang menangani pun ramah dalam melayani. Ketika pertama kali memasuki ruang konsultasi ini, pengunjung akan disambut oleh seorang psikolog. Selanjutnya ia akan menanyakan apa yang dapat ia bantu. Biasanya pengunjung ada yang masih malu-malu, tapi ada juga yang langsung menuju pokok persoalan. “Terkadang ada yang masih malu menceritakan masalahnya,†papar Dra Vardhati Conitatun, psikolog layanan tersebut.
Kerahasiaan tentang identitas pengunjung pun akan sepenuhnya terjamin. Coni, panggilan akrab Vardhati, menulis daftar penguinjung beserta deskripsi masalahnya yang lengkap di sebuah buku yang hanya dia sendiri yang boleh melihatnya. Sedang untuk arsip, ia menyediakan kartu tersendiri untuk tiap pengunjung. Dalam kartu tersebut, ia hanya menulis bidang permasalahan si pengunjung secara global.
Coni juga akan menanyakan tentang bagaimana pengunjung tahu tentang layanan ini pada saat pengunjung memasuki ruangnya. Rata-rata jawaban yang diberikan oleh pengunjung pun berbeda-beda. "Ada yang menjawab dari brosur, tapi kebanyakan tahu ketika mereka mengunjungi Medical Center,†paparnya.
Pernyataan Coni dilandasi karena selama ini pihaknya belum menyosialisasikan tentang layanan ini, terutama ke mahasiswa ITS. Sosialisasi ke mahasiswa ITS sendiri baru berjalan selama sebulan. Namun, pihaknya tetap berencana menyosialisasikan ke seluruh ITS usai libur akademik nanti.
Semakin berkembangnya ITS dan semakin beragamnya latar belakang mahasiswa yang belajar di ITS, maka semakin banyak pula permasalahan yang muncul. Hal tersebut yang melatar belakangi dibentuknya layanan ini.
Layanan tersebut sudah dimulai sejak Mei 2007. Masalah yang dikeluhkan pun beragam. Masalah-masalah tersebut berkutat seputar masalah akademik, sosialisasi, keluarga, hingga masalah yang sangat pribadi seperti putus cinta hingga soal seksual.
Coni juga mengharapkan agar mahasiswa segera berkonsultasi jika sedang mempunyai masalah. Hal ini bertujuan agar masalah tersebut dapat segera tertangani. "Masalah-masalah kecil jangan dianggap sepele karena nantinya akan berkembang,†ungkap Coni. (nrf/asa)
Kampus ITS, ITS News — Kesalahan yang sering terjadi pada optimalisasi sistem mesin menjadi fokus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, ITS News — Keterbatasan alat untuk menunjang kerja dapat menurunkan produktivitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kampus ITS, ITS News — Salah satu upaya mencapai target Net Zero Emission pada 2060 adalah melalui transisi energi listrik
Kampus ITS, ITS News — Sebagai penentu kuat tidaknya sebuah bangunan, tiang pancang berperan krusial dalam konstruksi sebagai fondasi