ITS News

Kamis, 26 September 2024
11 Juli 2008, 20:07

Pengumuman Final PSB Online Molor

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Penyebabnya, sistem online penerimaan peserta didik yang ditangani tim jurusan Teknik Informatika ITS kacau. Sejak pagi kemarin (10/7), puluhan wali murid berdatangan untuk menyampaikan komplain di kantor Dinas Pendidikan (Dispendik). Mereka memprotes nama anaknya yang tahu-tahu hilang dari situs PSB online.

”Anak saya semula terdaftar di SMAN 2. Namanya juga sudah tercantum di sana dengan nilai 34,40,” ungkap Hermin Tridayanti, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Narotama.

Namun, begitu dicek kemarin pagi, tahu-tahu nama tersebut sudah menghilang. Padahal, anaknya seharusnya masih masuk dalam level aman.

Dia kemudian menemui Kasi Kurikulum dan Pembinaan Sekolah Dispendik Surabaya Dakah Wahyudi. Namun, jawaban yang didapat kurang memuaskan. ”Katanya, komplain tersebut segera diproses di ITS. Masak jawaban begitu saja. Seharusnya ada jaminan kapan nama tersebut bisa muncul kembali,” tegas Hermin.

Lain lagi dengan keluhan Muchlis, warga Jemursari. Selasa malam, dia mengakses situs PSB online untuk mengetahui posisi anaknya yang mendaftar di SMKN 3 jurusan teknik bangunan. Nilai tertinggi yang tercatat di situs PSB online ketika itu 34,10.

Siangnya, dia ingin memastikan apakah anaknya yang memiliki nilai 29,5 tersebut terdaftar sebagai calon siswa yang bakal diterima. Dia mengaku kaget lantaran nilai tertinggi di jurusan tersebut berubah menjadi 32,2. ”Saya bingung. Situs PSB justru berubah-ubah,” ungkapnya.

Dia juga berusaha mengomplain data tersebut ke Dispendik. Namun, jawaban yang didapatkan masih sama, yakni sedang diproses.

Kasus yang dialami Joko Satrianto, warga Jalan Ngagel Mulyo, sedikit berbeda. Semula, dia mendaftarkan anaknya yang memiliki nilai ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) 25,5 ke SMPN 32. Sekolah tersebut merupakan pilihan pertama. Saat mengakses internet sekitar pukul 11.00 kemarin, dia kaget bukan kepalang. Sebab, nama anaknya hilang dari pendaftar di sekolah tersebut. Dia kemudian mengecek ke pilihan sekolah berikutnya, yakni SMPN 10 dan SMPN 12. Ternyata hasilnya nihil.

Joko kaget setelah nama anaknya muncul sebagai pendaftar di SMPN 33. ”Sekolah tersebut bukan pilihan anak saya. Mengapa bisa begitu?” ujarnya.

Setengah jam kemudian, dia kembali mengakses situs. Ternyata, nama anaknya sudah kembali ke pilihan asal.

Muncul Nilai Mencurigakan
Kemarin, Kantor Dispendik juga diserbu puluhan ibu yang memprotes munculnya nilai-nilai mencurigakan. Nuning Haryono, salah seorang wali murid, mengungkapkan, saat mengakses situs PSB online, dirinya menemukan 59 nama siswa yang nilainya ”mencurigakan”.

”Itu baru sebagian. Masih banyak yang lain,” katanya. Namun, bila dicek di daftar peserta rekomendasi, rincian nilai unas siswa tersebut benar.

Menurut dia, di SMAN 2, ada seorang siswa dengan nilai unas 36,30. Namun, begitu rincian nilainya diklik, total nilai unas siswa tersebut ternyata cukup jauh, yakni 30,32. Kasus temuan nilai mencurigakan tersebut juga terjadi di SMAN 16 dan SMAN 6. Umumnya, nilai mencurigakan itu berasal dari siswa yang mengantongi rekomendasi dari Sidoarjo. ”Ini ada masalah apa? Masak menghitung total nilai saja bisa salah,” tegasnya.

Ketua Jurusan Teknik Informatika ITS Yudhi Purwananto mengakui banyaknya komplain dari warga tersebut. Kondisi itu, kata dia, disebabkan terjadinya penumpukan pendaftar yang memasukkan formulir pada hari terakhir (9/7). ”Pada hari ketiga, pendaftar yang masuk sangat banyak. Itu bisa menyebabkan perhitungan tidak sinkron,” jelasnya.

Penumpukan pendaftar, kata dia, menyebabkan entry data yang dikirim ke ITS via internet tidak lancar. ”Kirim separo dulu, kemudian separo lagi,” ujarnya.

Untuk menemukan data yang hilang, ITS berusaha memverifikasi ulang data di sekolah. Pihaknya juga berusaha mencocokkan nilai unas dengan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Jatim. ”Itu untuk nilai yang dianggap meragukan tersebut,” ungkapnya.

Apakah ada ulah hacker? Yudhi mengungkapkan bahwa segala kemungkinan hambatan dalam penyelenggaraan PSB bisa terjadi. ”Semua bisa saja terjadi. Tapi, kami tidak ingin menuduh dulu,” ujarnya.

Meski banyak hambatan, pihaknya berusaha keras menyelesaikan pengumuman final tersebut. Setidaknya, pagi sekitar pukul 08.00 bisa diinformasikan kepada masyarakat.

ITS kemarin juga melayani komplain dari masyarakat. Ruang kuliah di lantai satu disiapkan untuk wali murid yang protes. Di ruang itu disiapkan layar besar plus perkembangan nilai paling akhir. (git/any/sha/fat)

Berita Terkait