ITS News

Jumat, 27 September 2024
26 Juli 2008, 18:07

ITS Tambah Dua Guru Besar Fakultas MIPA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seperti umumnya tradisi pengukuhan guru besar di ITS, seseorang yang telah diangkat menjadi guru besar wajib menyampaikan pidato ilmiah di hadapan sidang terbuka Senat ITS. Prof Agus Rubiyanto yang dikukuhkan sebagai guru besar di bidang Ilmu Optika Terpadu dan Optoelektronika memaparkan pidato pengukuhannya yang berjudul Pengembangan Nano Fotonik dalam Perspektif Akademik dan Inovasi Teknologi.

Pria yang juga menjabat sebagai Asisten Atase Pendidikan KBRI di Berlin mengatakan Fotonik sendiri adalah bidang yang mengkaji interaksi cahaya dengan materi dan merupakan teknologi kunci abad dua puluh satu. “Fotonik berhubungan erat dengan nanoteknologi yang merupakan suatu bentuk teknologi yang mampu mengerjakan dengan ketepatan lebih dari satu mikrometer,” katanya.

Dalam pidatonya pria yang akrab disapa Rubi ini mengenalkan beberapa inovasi teknologi fotonik yang sedang berkembang saat ini, antara lain pengembangan lampu LED (light emiting diode) yang hemat energi, sumber cahaya UV untuk sterilisasi air serta laser dengan daya yang tinggi untuk proses pengelasan presisi tinggi.

Doktor lulusan Universiteit Paderborn Jerman ini juga mengkritisi kesuksesan nanoteknologi di Amerika, Jepang dan Eropa. Menurut Rubi, itu dikarenakan oleh banyaknya pemain yang turut serta dalam pengembangan teknologi ini dan adanya komitmen bersama antara pihak swasta dengan pemerintah. “Nano teknologi sangat berpotensi memberikan kontribusi bagi pengembangan enam buah program unggulan dalam strategi pengembangan teknologi di Indonesia yang telah disampaikan oleh Pemerintah,” ungkap pria kelahiran Surabaya, 19 juni 1965 ini.

Sementar itu, Prof Mardi Santoso yang dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Kimia Organik ini membawakan orasinya yang berjudul Arsitektur Molekul Organik dari Molekul Reseptor Sampai Molekul Bioaktif. Dalam orasinya Pria yang menjabat sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITS ini mengatakan, dulu molekul organik hanya didefinisikan sebagai molekul yang berasal dari makhluk hidup. Namun pada tahun 1828 Friedrich Wohler berhasil membuat urea dari amonium asetat. Padahal seperti kita tahu urea adalah zat yang terkandung dalam urin manusia.

Penemuan selanjutnya oleh Kolbe pada tahun 1840-an serta Berthelot pada tahun 1950-an yang semakin menjelaskan bahwa molekul organik bisa dibuat di laboratorium. “Dengan adanya arsitektur molekul organik ini bisa memungkinkan untuk pembuatan zat-zat baru sesuai dengan kebutuhan yang ada,” jelas pria kelahiran Surabaya, 31 Januari 1965 ini.

Tapi dalam perkembangannya, lanjut lulusan dari University of New South Wales ini, ternyata molekul organik juga bisa disusun atau direkayasa di dalam laboratorium tanpa harus berasal dari makhluk hidup. Sehingga dengan arsitektur tertentu bisa diarahkan untuk pembuatan zat tertentu pula yang dibutuhkan.

Rektor Kritisi Jumlah Guru Besar
Sementara itu dalam pidato sambutan pada pengukuhan Guru Besar kali ini, Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD menyebut bahwa pengembangan ilmu-ilmu dasar akan sangat menunjang rekayasa teknologi yang merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran di ITS sendiri. Rektor juga menyinggung soal target bahwa pada tahun 2013 jumlah guru besar di ITS mencapai 200 gubes.

Hingga kini jumlah gubes yang ada di ITS baru mencapai 70 orang. Diitambah sembilan calon gubes yang berkasnya masih diproses di Jakarta serta tiga calon lagi yang akan diajukan total ITS. “Dalam kurun waktu Januari hingga Juli 2008 baru sepuluh orang gubes yang dikukuhkan. Jadi, ITS masih membutuhkan 26 guru besar tiap tahunnya untuk memenuhi target tersebut.” kata Probo.

Untuk itu, ITS akan memfasilitasi penelitian yang dipergunakan untuk mengakselerasi calon gubes agar memenuhi target. Penelitian-penelitian inilah yang nantinya akan menambah angka kredit doktor hingga mencapai batas minimum yang dibutuhkan untuk menjadi menjadi gubes. Saat ini ITS memiliki sekitar 180 doktor. Pada tahun 2013 juga ditargetkan bahwa jumlah doktor di ITS meningkat hingga mencapai 350 doktor.

Probo juga berpesan kepada para gubes agar tidak berhenti berkarya setelah meraih gelarnya. “Dulu yang menilai credit point (angka kredit, red) untuk menjadi gubes adalah Depdiknas, tetapi setelah menjadi gubes masyarakatlah yang menilai,” ujar Probo.(tyz/asa)

Berita Terkait