ITS News

Jumat, 27 September 2024
06 Agustus 2008, 22:08

Soroti Sanitasi Lingkungan, Ajak Bangun Eco House

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ipung Fitri Purwanti, pembicara dari teknik Lingkungan ITS, mengungkapkan bahwa masih banyak sanitasi yang kurang memadai di Indonesia. “Pertumbuhan akses sanitasi di Indonesia melambat sejak tahun 1998, bahkan menurun di tahun-tahun selanjutnya,” paparnya.

Menurut Ipung, permasalahan pengelolaan sanitasi meliputi alternatif pendanaan pembangunan yang terbatas, serta peran masyarakat dan swasta yang rendah. Dengan kondisi sanitasi yang buruk, maka tak heran jika kondisi air minum di sebelas kota di Jawa Timur tergolong parah.

Dari seminar ini, terkuak beberapa masalah lingkungan  di Surabaya. Di antaranya yang mendapat prioritas utama adalah masalah pencemaran air. Khusus masalah ini, disebutkan bahwa pemerintah berencana membuat pasal yang berisi bahwa tanggung jawab limbah domestik dibebankan pada masyarakat. Pasal ini ditentang oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat bidang lingkungan.

Sebagai solusi, para pemerhati lingkungan mengusulkan konsep eco house. Ide ini merupakan konsep eco city yang dipersempit. Eco house mengajak masyarakat untuk mengolah limbah rumah tangganya sendiri.

Caranya, black water (limbah rumah tangga) dikumpulkan menjadi biogas lalu disaring dengan menggunakan buffle septic tank. Selanjutnya, biogas tersebut diolah menggunakan beberapa jenis tumbuhan kemudian ditampung di kolam ikan. Kolam ikan ini menjadi bioindikator tercemar tidaknya air tersebut.

ITS, dalam hal ini Teknik Lingkungan, pernah menerapkan proyek seperti eco house. Proyek tersebut berupa pengelolaan tinja di Keputih untuk energi listrik. Bahkan, menurut Ipung, satu meter kibik biogas yang dihasilkan dari tinja dapat menghasilkan listrik sebesar 1,25 megawatt.

Tak hanya itu, Teknik Lingkungan ITS juga pernah menerapkan sistem pengelolaan air limbah di daerah Kejawan. Tercatat 25 rumah yang penduduknya rata-rat berprofesi sebagai PKL mempunyai instalasi air limbah yang dapat dibawa berjalan. Bahkan, setelah dites di laboratorium, air tersebut lebih sehat dari pada air PDAM. (nrf/f@y)

Berita Terkait