ITS News

Sabtu, 28 September 2024
19 Agustus 2008, 08:08

Technowork 2008 Padukan Bisnis dan Penelitian

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara dibuka oleh sambutan ketua panitia, Ahmad Rusdiansyah. Pria yang akrab disapa Dodi ini menyampaikan harapannya tentang pengembangan technopreneurship di Indonesia. “Semoga berikutnya akan ada ‘dibuat oleh Indonesia’ tidak hanya ‘dibuat di wilayah Indonesia’,”ujar Direktur Pasca Sarjana Fakultas Teknologi Industri ITS ini.

Hal senada diungkapkan oleh Dekan FTI, Sulistijono yang menjadi keynote speaker. Sulitijono menyoroti pengembangan entrepreneurship di ITS. Ia juga menyebut harus ada praktek nyata dari penelitian-penelitian yang dilakukan terutama dari kalangan akademisi. “Hasil penelitian hendaknya direalisasikan, tidak hanya berakhir berupa laporan yang menumpuk dan dibaca sesekali,”cetusnya.

Sri Gunani Partiwi menjadi pembicara pertama dalam acara yang mengusung tema Creating Innovative and Creative Business Through Applied Research. Dosen Teknik Industri ITS ini membahas mengenai aspek kelayakan yang patut ditinjau sebelum sebuah penelitian dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Aspek-aspek tersebut adalah aspek industri, produk serta finansial. Aspek industri berkaitan tentang kesiapan pasar untuk menerima produk tersebut, aspek produk berkaitan dengan peluang serta kompetitor yang ada serta aspek finansial adalah seberapa besar nilai investasi yang dibutuhkan.

Nani, sapaan akrab Gunani, juga menambahkan perlunya kajian resiko setelah melewati proses uji kelayakan. Pemerhati creative industry ini juga menyebui pentingnya perencanaan yang matang. “Sedari awal perlu dipikirkan kalau riset ini akan dikomersialkan nantinya,”sebut Nani.

Pembicara kedua datang dari Versatile.com, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan chip WiMax yang disebut sebagai generasi baru mobile communication. Versatile saat ini telah memiliki kantor di Jepang. Chief Technology Officer Versatile, Trio Adiono, berbagi pengalamannya selama menangani bisnis yang diawali dari penelitiannya ini hingga bisa mencapai keadaan seperti sekarang. Dalam paparannya Trio menyebut bahwa entrepreneur adalah risk taking, intinya kita harus berani mengambil resiko. Karena menurut Trio masalah akan selalu ada, saat masalah satu selesai yang lain akan datang.

Pria yang juga menjabat sebagai Dosen Elektro ITB ini juga berusaha menepis ketakutan soal pembajakan dalam dunia hi-tech. Menurut Trio trennya sekarang adalah membuat teknologi yang open source, artinya semua orang bisa mengerti cara kerjanya. “Jangan takut dikopi karena orang bakal lari ke Anda,”sebut Trio. Menurutnya pada intinya jangan berhenti untuk terus berinovasi karena produk-produk yang terbaik biasanya bukanlah produk yang pertama. “Kalau ide kita dicuri, kita malah harus jadi lebih kreatif untuk membuat yang lebih baik dari itu,” kata Trio optimis.

Seminar ini juga diisi oleh Soekaeni, seorang wirausaha produsen bahan bakar bio-ethanol. Bio ethanol yang berbahan dasar singkong ini menurut Soekaeni dapat menggantikan bahan bakar mobil yang kualitasnya setara dengan Pertamax. Perbandingannya menurut pria kelahiran Semarang ini adalah 90 persen premium dicampur dengan 10 persen bio ethanol. Menurut Soekaeni lagi di negara yang teknologi bahan bakar nabatinya sudah maju seperti Brazil perbandingan tersebut bisa berubah menjadi 80 persen ethanol dan 20 persen premium. Namun sayangnya, teknologi otomotif di Indonesia belum ada yang sesuai dengan komposisi ethanol sebesar itu.

Bisnis yang bermula dari hobi Soekaeni bercocok tanam ini masih terus berlanjut hingga saat ini bahkan menginspirasi beberapa orang untuk membuat bisnis serupa. Menariknya lagi tidak ada yang terbuang dalam rantai pembuatan bio ethanol ini. Ampas dari sisa destilasi ethanol dipergunakan Soekaeni untuk pakan sapi. Kotoran sapi ini nantinya dipergunakan sebagai pupuk bagi singkong yang merupakan bahan dasar pembuatan ethanol. Menurut Soekaeni lagi, hal ini cukup menambah margin keuntungan.

Di penghujung acara seminar tampil Aris Martanto dari SENADA. SENADA merupakan proyek yang didanai oleh United States of International Development (USAID) yang bertujuan untuk memberikan dana hibah bagi penelitian berinovasi bisnis yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas.

Dari Terumbu Karang Sintetis Hingga Kayu Ronce
Terumbu karang sintetis ikut meramaikan mini techno expo TechNOWork 2008. buah karya Dr Ir Haryo Dwito Armono dari Pasca Sarjana FTK ini berbentuk kubus bersekat-sekat. Berangkat dari banyaknya kerusakan terumbu karang di Indonesia, terumbu sintetis berbahan dasar campuran semen dan gips ini dibuat dengan tujuan melindungi ekosistem pesisir serta meningkatkan kualitasnya. Saat ini karya tersebut sedang dalam proses dipatenkan.

Ada pula karya FTK lainnya yaitu Windcur Energy. Bangunan berupa pembangkit listrik di laut ini menggunakan kombinasi tenaga angin dan arus laut sebagai pembangkit energi listriknya. Selain itu ada pula stand dari Game Technology Research Center yang menampilkan game edukasi. Serta karya Desain Produk ITS berupa kerajinan tas berbahan dasar manik-manik dari beragam kayu seperti gaharu dan cendana. (tyz/ap)

Berita Terkait