Setelah menyelesaikan shalat Maghrib, rombongan pun langsung disuguhi dengan hidangan berbuka. Tahun ini memang terasa begitu spesial bagi para tim, mengingat kontes robot bertepatan dengan awal bulan Ramadhan.

Dalam sambutannya, Titon mengungkapkan rasa bangganya terhadap prestasi yang telah ditorehkan tim. "Di mata saya, kalianlah pemenangnya, bukan negara lain," ucap Titon sembari menghapus kedukaan tim yang hanya bertahan hingga semifinal.

Perjalanan tim di India terbilang cukup berat, terutama dalam menyesuaikan diri dengan makanan khas India. Hal ini diungkapkan oleh Tribudi Santoso ST MT, Direktur III PENS yang turut mendampingi tim. "Kendala terbesar kami memang makanan, kami sangat sulit beradaptasi dengannya," ungkap Tribudi.

Tidak hanya oleh tim dari Indonesia, tim dari negara lain seperti China, Jepang, dan Vietnam juga tidak cocok dengan makanan setempat. "Makanan India cenderung bertekstur rasa rempah-rempah yang kental dan bau yang sangat tajam. Bahkan, nasi putih pun ada campuran butir-butir hitam seperti rempah. Rasanya menjadi sangat aneh," kata Iwan Kurniawan, driver robot manual tim Jump-Be. Akhirnya banyak anggota tim yang menjadi loyo.

Panitia pun seringkali melakukan pergantian peraturan. Hampir di setiap sesi pertandingan dilakukan briefing untuk sosialisasi pergantian peraturan.

Selain membawa pulang gelar 2nd runner up, pada ABU Robocon 2008 kali ini tim Jump-Be juga membawa pulang piala untuk The Best Idea. Ini berarti tim PENS ITS membawa pulang dua gelar dari India.

Dalam pertandingan terakhir melawan China di semifinal, tim Jump-Be terpaksa mengorbankan satu robot otomatisnya karena bertabrakan dengan robot otomatis China. "Sebetulnya posisi kami seimbang dengan China, cuma memang nasib kami saja belum beruntung. Insya Allah tahun depan kami akan berjuang lagi untuk ABU Robocon berikutnya di Jepang,” ujar Fernando Ardilalla ST, salah satu pembimbing tim. (mtb/f@y).