ITS News

Minggu, 29 September 2024
17 Oktober 2008, 15:10

Terumbu Karang Jawa Timur Sebagian Besar Rusak

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk menanggulangi banyaknya kerusakan terumbu karang, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa timur telah membuat beberapa program. Diantaranya, sosialisasi manfaat terumbu karang bagi kelangsungan usaha perikanan kepada masyarakat pesisir dan pembuatan artificial reef dari kubus atau kubah beton yang berlangsung sejak 1990 hingga saat ini. Salah satu kegiatan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di Desa Ngiboh kabupaten Gresik, dengan jumlah 565 modul jenis keranjang beton pada tahun 2006 lalu.

Pada seminar yang bertemakan ‘Multipurpose Artificial Reefs for Beach Stabilization‘ pada Kamis (16/10) kemarin menghadirkan Lee E. Harris PhD, PE, seorang associate professor, dari Florida Institute of Technology. Dalam presentasinya, professor yang sudah lama berkecimpung dalam bidang marine and environmental system ini menjelaskan tentang beberapa riset yang di lakukannya.

Diantaranya adalah terumbu karang buatan jenis reef ball. Pada tahun 2002 di Grand Caymand Island telah dilakukan konstruksi penanaman reef ball. Setelah reef ball tersebut di tanam, langkah selajutnya adalah transplantasi koral. Yaitu, mengambil sebagian dari koloni terumbu karang yang ditempelkan pada suatu subtrat. Yang selanjutnya pertumbuhan koral tersebut akan dipantau secara rutin. “Salah satu dampak dari kerusakan terumbu karang adalah menurunnya produksi perikanan tangkap khususnya produksi ikan karang,“ jelas Ir Eryono, MM dari Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur. Eryono juga megungkapkan bahwa tingkat kerusakan terumbu karang di Jawa Timur mencapai angka 60 persen.

Banyak faktor yang mengakibatkan kerusakan terumbu karang ini terjadi. Adanya polusi yang terjadi di perairan melalui erosi DAS (Daerah Aliran Sungai – red). Juga pengambilan terumbu karang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan bahan kimia (potassium cyanide) yang biasanya di jadikan bahan baku kerajinan dan bahan bangunan dan kerajinan . “Faktor penyebab dominan tetap saja berupa ulah manusia,“ ujar Eryono.

Terumbu karang buatan, Selain merupakan ekosistem dengan beraneka ragam biota laut, secara ekologis sebagai perlindungan. Juga berfungsi sebagai breakwater (pemecah gelombang – red) yang mencegah terjadinya abrasi garis pantai. Pada sektor pariwisata, terumbu karang buatan juga dapat membangkitkan gelombang untuk surfing. Sehingga menarik datangnya para wisatawan untuk melihat keindahan biota–biota laut yang terkumpul dalam ekosistem terumbu karang buatan ini. (az/ap)

Berita Terkait