ITS News

Minggu, 29 September 2024
25 Oktober 2008, 22:10

Saatnya Menjadi Problem Solving

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setiap manusia punya masalah, namun tidak semua manusia punya solusinya. Diperlukan ide yang mengacu pada kekuatan pola pikir problem solving. “Latihlah diri menjadi idea generator,” ujar Drs Kresnayana Yahya MSc. Kompetensi seseorang untuk melahirkan ide atau solusi telah menjadi tren saat ini.

Kresnayana mencontohkannya dengan krisis ekonomi yang sedang melanda Amerika Serikat dan segera menyebar ke negara-negara lain. “Karena ada krisis kita jadi berpikir untuk mencari solusi,” ujarnya di hadapan sekitar seratus peserta. Leadership for Environment and Development fellow ini juga menjelaskan bahwa tak mungkin cara-cara ketika menangani krisis tahun 1998 diterapkan lagi, karena memang kondisinya jauh berbeda.

Itulah yang ia sebut dengan knowledge management. Master dari Wisconsin University ini memberikan dua kunci ketika membangun enterprise masa depan adalah leadership dan knowledge management. “Tidak mungkin seseorang jadi problem solving kalau tanpa pernah membaca buku, ikut training, seminar atau menganalisa perkembangan saat ini,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa data atau informasi yang didapatkan melalui hasil riset seharusnya diteruskan untuk menjadi sebuah aksi atau aplikasinya. “Terkadang kita hanya berhenti pada data atau informasi,” ungkap pria yang juga Komisaris PT Petrokimia Gresik. Ia juga mengajak para peserta ini untuk berinovasi dan riset untuk selanjutnya diaplikasikan pada model.

Hubungan Enterpreunership dengan Problem Solving
Senada dengan Kresnayana, Edi Sulistyawan mengungkapkan bahwa problem solving sangat dibutuhkan saat ini. Ia mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dengan menganalisa masalah dari tinjauan riset dan kondisi lingkungan internal dan eksternal.

Kemudian ia menerangkan bahwa problem solving membutuhkan ingatan, gagasan, perasaan, dan fakta. Dari keempat rangkaian itu akan membentuk daya intuisi. Menurutnya, intuisi adalah kemampuan seseorang menganalisis secara cepat dari fakta dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman sebagai filter.

Ia pun mengaitkan pola pikir problem solving dengan enterpreunership. Ia membuktikan dengan data yang menyebutkan bahwa 43 % Pengusaha mendapat ide setelah ia bekerja sampai akhirnya ia paham akan alur dan dipadukan dengan ide. Sementara 15% pengusaha yang belajar dari experience orang lain.

Diakhir penjelasannya, ia mengungkapkan ciri khas seorang enterpreuner kreatif. Seorang enterpreuner harus mampu bekerja 24 jam/hari atau 7 hari/minggu. Lalu ia juga harus mampu berjuang tanpa henti dan tidak putus asa dengan adanya tekanan psikis atau fisik. Dan yang terakhir, ia cepat menyesuaikan diri dengan kondisi. “Seorang enterpreuner kreatif adalah seorang research problem solving,” ujarnya.(bah/han)

Berita Terkait