ITS News

Minggu, 29 September 2024
29 Oktober 2008, 21:10

ITS Targetkan 26 Gubes Baru Tiap Tahun

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dengan bertambahnya dua guru besar, kini ITS semakin mendekati target yang diminta Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT). “Yaitu jumlah 350 dosen bergelar doktor dan 200 guru besar pada tahun 2013 nanti,” ujar Pembantu Rektor (PR) I Arif Djunaidi dalam sambutannya pada pengukuhan guru besar di atas.

Arif selaku wakil Rektor ITS yang berhalangan memimpin sidang mengatakan, setidaknya dibutuhkan 26 guru besar setiap tahunnya hingga 2013 nanti. Dengan demikian target 20 persen dari jumlah pengajar yang menjadi guru besar akan tercapai. “Untuk itu diperlukan sebuah kebijakan akselarasi dengan mengintensifkan program penelitian dan publikasi internasional sebagai salah satu persyaratan menjadi guru besar,” ungkap Arif.

Masih dalam sambutannya, Arif juga menjelaskan bahwa untuk menjadi guru besar tidak perlu menunggu tua. “Saat ini kesejahteraan dosen terus meningkat, apalagi nanti saat anggaran 20% untuk pendidikan benar-benar terealisasi maka tidak ada alasan bagi dosen untuk menunda menjadi guru besar,” kata Arif. “Dengan begitu maka target yang itu akan semakin terpecahkan pada tahun-tahun mendatang,” tambah Arif lagi.

Kepada para guru besar yang telah meraih gelar akademik tertingginya pun, Arif berpesan untuk tidak berhenti berkarya. Ia meminta agar mereka selalu berinovasi, mengukir prestasi, serta rajin dalam membangun jejaring riset perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun ke luar negri. Selain itu yang tidak kalah penting, lanjut Arif, para guru besar harus tetap memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat.

Menuju ITS, Kampus Technopreneur
Dalam kesempatan tersebut, Arif Djunaidi juga mengharapkan para pengajar untuk membantu meningkatkan kualitas ITS sebagai kampus technopreneurship. Hal ini merupakan tujuan ITS dalam menjadikan para lulusannya memiliki jiwa-jiwa technopreneur. Selain itu, para pengajar pun diharapkan mampu menciptakan riset dan menghasilkan teknologi tingkat hilir yang kreatif dan inovatif. “Hal ini untuk menghadapi krisis finansial global yang diramalkan bakal terjadi lagi,” papar Arif yang juga dosen jurusan Teknik Informatika ini.

Rencananya, technopreneurship juga akan disisipkan pada kurikulum baru tahun 2009 nanti. Arif kembali berpesan kepada pengajar agar mampu menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan budaya technopreneurship. Dengan demikian prediksi sempitnya lapangan pekerjaan yang diprediksi semakin meningkat saat krisis global dapat direduksi. “Yang harus kita lakukan adalah menciptakan para pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja,” ujar Arif di akhir sambutannya. (mtb/f@y).

Berita Terkait