Menurut Ir Muhammad Mahfud MMT, direktur PPNS-ITS, kerjasama ini sebenarnya sudah berlangsung kurang lebih selama dua belas tahun. Ketika pertama kali terjalin, kerjasama ini akan diperbarui setiap setahun sekali. “Tapi, karena aplikasi di lapangan dan prospeknya bagus, kita tingkatkan menjadi setahun dua kali," jelas Mahfud saat di temui ITS Online di tengah acara.

Tujuan dari MoU ini sendiri, lanjut Mahfud, adalah untuk menghasilkan lulusan siap kerja dengan kualitas unggul dan berelevansi dengan industri. "Sehingga saat lulus nanti, mahasiswa PPNS bisa langsung diserap oleh industri," terangnya. Selain itu, dukungan IAB sebagai organisasi bertaraf internasional yang beranggotakan perusahaan-perusahan maritim, menurut Mahfud sangatlah membantu. "Mereka dapat memberi masukan dalam kurikulum pengajaran. Masukan ini tentunya berdasarkan kondisi di lapangan sehingga bisa langsung diaplikasikan," tegas Mahfud.

Selain resource sharing, follow up dari MoU ini juga meliputi penyelenggaraan kuliah tamu dari pihak IAB serta penggalakan penelitian yang melibatkan kedua belah pihak. Dengan adanya dukungan kerjasama ini Mahfud berharap PPNS ke depan tak hanya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri saja tapi juga ke luar negeri. “Mungkin tak hanya lokal saja kalau bisa kita juga harus mengekspor SDM ke luar negeri," imbuhnya kemudian.

Senada dengan Mahfud, Sutarno, wakil dari PT Medco Inoxprima Surabaya berpendapat bahwa lulusan PPNS bersifat aplikatif di dunia industri. “Selama ini perusahaan kami merekrut pegawai dari PPNS . Dan terbukti lulusan PPNS memerlukan waktu yang sedikit untuk adaptasi," jelas Sutarno. Berdasar pengalamannya, Sutarno menjelaskan bahwa lulusan dari perguruan tinggi lain masih membutuhkan banyak koreksi dan pembenahan untuk bisa langsung bekerja di industri.

"Karenanya saya lebih prefer ke PPNS dan terbukti lulusan PPNS yang pekerja di Medco mempunyai kualitas yang tidak diragukan lagi. Bahkan banyak di antaranya yang sudah memegang jabatan penting," ungkap Sutarno.(Az/f@y)