ITS News

Selasa, 01 Oktober 2024
21 November 2008, 19:11

Melihat Dunia Lewat Opera

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Opera Software Seminar Universitas yang berlangsung setengah hari ini merupakan salah satu bentuk kerjasama antara jurusan Teknik Informatika dengan Opera Education. Menurut Rizky Januar Akbar, selaku ketua panita, seminar ini bertujuan untuk mengenalkan web standar untuk kalangan mahasiswa ITS dan umum. "Saya berharap nantinya para peserta yang mengikuti seminar ini dapat semakin terpacu untuk mengembangkan programming," tutur dosen muda Teknik Informatika ini.

Pembicara pertama pada seminar ini adalah Zibin Cheah, warga Malaysia, yang menjadi Web Evangelist Opera Sofware Norwegia. Dalam pemaparanya, ia menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara pengguna mobile phone tebesar ke-2 di dunia setelah Rusia. Sekitar 80 persen masyarakatnya browsing internet lewat 400 model hand phone dari berbagai merk. "Oleh karena itu Indonesia adalah pasar yang ‘gemuk’ bagi perusahaan-perusahaan software mobile phone di dunia," tegas Zibin.

Opera, lanjut Zibin, sebagai sofware mobile phone terbesar dunia, dengan Opera mininya mempunyai perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Dalam rentang dua tahun ini, perkembangan Opera telah mencapai 300 persen, dengan penambahan 2 juta pengguna tiap tahunnya. Berdasar data dari Opera, mayoritas pengguna mobile phone di Indonesia gemar membuka situs Friendster, Google, Yahoo!, dan Wikipedia. “Orang Indonesia suka buka Friendster karena mereka suka upload foto,” canda Zibin Cheah diikuti gelak tawa peserta.

Seminar kemudian di lanjutkan oleh Bruce Lawson, Consumer Product Management & Developer Relations Opera Software. Dalam pemaparanya Bruce menjelaskan perkembangan Opera sejak tahun 1989 hingga tahun 2008 ini. Selain itu, dia juga menjelaskan tentang web standar dari opera, serta perangkat lunak terbaru dari Opera, seperti Scalable Vector Graphics (SVG) yang dapat menggantikan peran flash player. "Dengan Opera, user dapat meningkatkan penggunaan mesin pencari hingga 30 persen," imbuh pria berwarga negara Inggris ini.

Pada akhir pamaparannya, Bruce berharap di masa depan semua alat dapat di gunakan untuk browsing. "Bila demikian, tak mustahil jika semua orang di dunia akan melihat dan merasakan perkembangan yang terjadi setiap detik di dunia," pungkasnya.(m2/f@y)

Berita Terkait