ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
08 Desember 2008, 15:12

Ratusan Jamaah Sholat Ied Penuhi MMI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Senin (8/12) pagi, gema takbir terdengar berkumandang bersahut–sahutan. Berbondong–bondong orang terlihat menuju tanah lapang untuk menunaikan sholat Ied. Seluruh ummat islam di dunia memang sedang bersukacita. Karena tepat pada hari itu, jatuh perayaan Idul Adha atau yang biasa disebut hari Raya Qurban.

Tidak jauh berbeda dangan keadaan di MMI. Di atas rumput hijau yang sedikit berembun, sudah terhampar karpet yang disusun rapi bershaff-shaff sedemikian rupa. Tidak ketinggalan, koran–koran bekas yang sengaja disediakan panitia untuk alas sholat para jama’ah jika kapasitas karpet tidak mncukupi. Suond system yang tertata baik menjadikan suara imam dan khotib terdengar jelas menambah keyamanan serta kekhusuan para jama’ah.

Sebelum Sholat Ied dimulai, panitia mengumumkan hasil perolehan hewan qurban. Untuk lingkungan ITS, terkumpul 11 ekor sapi dan 105 ekor kambing. Qurban tersebut nantinya akan disalurkan kepada yang berhak untuk daerah keputih dan sekitarnya. Tepat pada pukul enam pagi Sholat Ied pun di mulai.

Khotib Ajak Tingkatkan Taqwa
setelah sholat usai, Mashuri yang bertindak sebagai khotib langsung menuju podium yang telah disedikan. Siraman rohani yang disampaikan oleh mashuri kali ini sebagian besar membahas tentang Taqwa.

“Kita semua disini sekarang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, tanpa pangkat atau jabatan. Hanya sebagai seorang hamba fitri yang menunaikan kewajiban kepada sang Khalik,“ ujar mashuri membuka ceramahnya. Menurutnya, banyak orang sudah pasti pernah bahkan sering mendengar kata taqwa, tetapi hanya sedikit orang yang betul–betul paham apa arti kata taqwa itu sendiri.

“Taqwa adalah keadaan kualitas seseorang yang memandu dirinya untuk taat kepada Allah,“ terang Mashuri menyimpulkan beberapa ayat Al-Quran dan Hadist yang membeikn definisi tentang kata taqwa. Menurut Mashuri, ada dua ciri orang yang bertaqwa, pertama adalah memiliki keimanan yang benar dan memiliki karakter sosial yang baik. “Dapat dikatakan taqwa merupakan keseimbangan antara beribadah pada Allah dan juga hubungan dengan sesama,“ terang Mashuri yang juga dosen dari jurusan statistika ITS ini.

Tetapi, jika kita merasa sudah banyak beribadah dan melakukan amalan–amalan, kita tidak boleh sombong dan menilai diri kita sebagai orang yang paling bertaqwa. Sebagai manusia, kita harus berlomba-lomba untuk menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang larangan-Nya .Agar dapat meningkatkan probabilitas kita sebagai orang yang bertaqwa. “Karena hanya Allah lah yang berhak menilai seseorang dapat dikatakan bertaqwa atau tidak, Allah lebih mempunyai hak untuk itu,“ lanjut Mashuri.

Sebaliknya, untuk orang yang merasa masih dirinya bergelimang dosa dan melakukan banyak kekhilafan, tidak perlu berputus asa. Selama masih mau bertaubat dan berusaha untuk menjadi lebih baik. ”Pintu pengampunan Allah itu sangatlah luas dan tidak ada kata terlambat untuk bertaubat,“ ujar Mashuri lagi.

“Maka dari itu, marilah kita bersama berlomba-lomba untuk melakukan ibadah dan membentuk hubungan yang harmonis dengan sesama. Betapa Indahnya dunia jika semua individu menyadiri dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,“ wejang Mashuri kepada para jama’ah sekaligus menutup ceramahnya kali itu. (Az/mtb)

Berita Terkait