ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
20 Desember 2008, 07:12

Anzing, Ketika Manusia menjadi Anjing

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dengan pakaian labolatorium yang masih melekat ditubuhnya, pria itu memberi penjelasan ilmiah mengenai hubungan manusia dengan anjing. Sesaat, dengan mimik yang serius pria tersebut adalah seorang profesor, namun tiba-tiba dia berubah menjadi anjing. Menggonggong keras sekali dan berlari kesana kemari sambil berteriak memaki manusia yang menghinanya.

Ilustrasi tersebut bukan sebuah cerita fabel atau dongeng. Acara di sudut ruang dekat kantin pusat ITS tersebut adalah pementasan treatikal dari Tiyang Alit, UKM teater mahasiswa ITS. ”Kita ingin menunjukkan sebuah cerita tentang profesor yang memperkenalkan teori manusia dan anjing ke masyarakat, namun ditolak hingga akhirnya menjadi gila dan berlaku layaknya manusia anjing,” ungkap Rinto sebagai sutradara teatrikal.

Dengan judul Anzing, acara theater ini adalah salah satu wadah UKM Tiyang Alit untuk berkarya setelah dulunya sempat vakum lama. ”Kegiatan ini rutin dilakukan setahun sekali tema yang sama dengan tahun kemarin yang disempurnakan,” ujar Resti S selaku ketua Panitia. Hal ini dilakukan setelah pernah tampil memukau saat penutupan PIMITS 10 beberapa tahun yang lalu.

Mengusung tema nasionalisme, bekerja sama dengan Jendela, salah satu komunitas theater di Surabaya dan Theater Jos dari Unitomo, Tiyang Alit menghadirkan pula tarian sebagai bentuk simbolisasi keadaan bangsa Indonesia. ”Dengan banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia sebenarnya kita menghilangkan tarian asli. Di tarian ini kita simbolkan dengan tarian yang mirip hiphop dan tarian jepang yang bisa kita bersihkan dengan sapu ini,” ujar Dini salah seorang penari sembari menunjukkan sapu yang digunakan untuk menari.

Diiringi dengan perkusi, Tiyang alit berkolaborasi dengan Jendela membawakan beberapa puisi yang berisi harapan agar bangsa Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan saat ini. Satu pelajaran berharga bagi manusia yang ingin disampaikan oleh Theater Tiyang Alit, Anjing yang diciptakan sehina itu saja masih bisa menerima keadaannya, tapi kenapa manusia disuruh patuh saja tidak bisa? (hoe/mtb)

Berita Terkait