ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
20 Desember 2008, 18:12

Barang Bukti Jembatan Ambruk Dibawa ke ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Barang bukti itu berupa empat sampel beton dan empat lonjor potongan besi cor. Sampel beton tersebut diambil dari empat tempat. Yakni, beton di sisi barat jembatan, tengah, timur, dan utara. Begitu pula besi cor. Ada empat macam besi. Yakni, besi biasa ukuran 12 mm dan besi ulin ukuran 14 mm, 16 mm, dan 19 mm.

Semua barang bukti tersebut diserahkan Kanit Idik IV Ipda Wandoko yang datang bersama Kasatreskrim Polres Surabaya Timur AKP Hartoyo kepada petugas Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil ITS Ir Kurdian Suprapto dan Dr Tavio MSc Phd yang juga anggota tim investigasi ITS.

Tavio menyatakan, sampel beton dan besi itu akan dites dengan uji tekan dan uji tarik. Alat yang digunakan adalah universal testing machine (UTM) di laboratorium tersebut. Untuk menguji beton, tim ITS akan menutup permukaan sampel yang dikirim dengan belerang agar merata. Setelah itu, UTM akan memberi tekanan sampai batas maksimal kekuatannya.

Untuk mengetes besi cor, UTM menarik besi itu hingga kekuatan maksimal. "Nah, UTM akan mendeteksi sampai sejauh mana kekuatan maksimal sampel beton dan besi itu," tuturnya.

Data-data tersebut, kata Tavio, akan dikonfrontasi dengan dokumen rancangan bangunan yang dibuat pelaksana proyek. Perbandingan data itulah yang akan menunjukkan apakah kekuatan beton dan besi tersebut sudah sesuai spesifikasi yang tertulis dalam dokumen. Bila ada ketidakcocokan, berarti indikasi kesalahan ada pada kontraktor pelaksana proyek. Sebab, yang menjalankan perencanaan adalah kontraktor tersebut.

Uji tes barang bukti itu dilakukan lusa (Senin, 22/12). Mereka tidak bisa melakukan tes hari ini dan besok karena laboratorium sedang libur. "Kami akan menguji beton itu secara terbuka. Semua orang boleh datang," ujarnya.

AKP Hartoyo mengungkapkan, bila dokumen dan sampel tersebut cocok, bukan berarti perkara selesai. Sebab, dokumen rancangan bangunan bisa menjerat kontraktor perencana jika sengaja direkayasa. "Pertanyaan yang kami ajukan akan berbeda. Misalnya, apakah bangunan seperti itu sesuai bila spesifikasi yang diajukan seperti yang tertera dalam dokumen," katanya.

Dia menegaskan, harus ada yang bertanggung jawab atas insiden ambrolnya jembatan yang menewaskan tiga pekerja itu. Penyelidikan yang dia lakukan pasti akan mengerucut hingga pada tersangka. "Tidak mungkin tidak ada tersangka. Itu kan kentara sekali human error-nya," ujar mantan Kapolsek Gubeng tersebut. (aga/fat)

Berita Terkait