ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
21 Desember 2008, 20:12

Motivasi Tiap Individu Berbeda-beda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

“Ukuran sukses untuk tiap individu berbeda-beda, sehingga motivasi yang dibutuhkan oleh tiap individu pun berbeda," ungkap R M Budiyono, pendiri Lembaga High Motivation Indonesia. Budiyono melanjutkan, jika suatu hal baik untuk seseorang, belum tentu itu baik untuk yang lain. "Yang terpenting adalah bagaimana menjaga motivasi agar dapat terus mendorong kita mencapai kesuksesan tersebut,” lanjut Budiyono lagi.

Lebih lanjut, Budiyono menjelaskan bahwa motivasi dipengeruhi oleh tiga faktor dominan yaitu, persepsi, personality, dan performance. “Persepsi kita terhadap sesuatu akan menentukan perilaku kita terhadap sesuatu itu, sehingga bukan perkara apa saja yang sudah Tuhan berikan untuk kita, tetapi bagaimana cara kita menyikapi pemberian Tuhan tersebut,” ungkap Budiyono kemudian.

Budiyono lalu memaparkan beberapa penyakit yang sering di derita olah anak muda, yaitu mudah depresi, terlena kesenangan sesaat, pergaulan salah, terpropaganda hedonisme dan kapitalisme, tanggung jawab rendah dan mempunyai akhlak yang buruk. Untuk mencegah dari hal-hal tersebut, Budiyono pun membagikan beberapa tips jitu untuk para peserta.

Salah satunya adalah memposisikan diri dalam posisi Terjerat Positif. Maksudnya adalah mencari lingkungan dimana kita dipaksa untuk terus berbuat positif. Misalnya saja dosen, pasti berpikir ribuan kali dulu kalau akan berbuat hal tercela. Takut nanti ditiru oleh anak didiknya dan mempunyai tanggung jawab moral tersendiri tentunya. “Oleh karena itu, carilah lingkungan atau komunitas yang dapat menggingatkan dan menjaga diri perbuatan jelek yang dapat menurunkan motivasi,” pesan Budiyono.

Setiap kejadian ada hikmahnya
Sementara itu, Abdullah Sahab sebagai pembicara kedua menjelaskan tentang sarana menggapai hikmah. Ada beberapa pengertian dari arti kata hikmah menurut Sahab, diantaranya adalah mencari petunjuk arah dalam kesesatan, menangkap cahaya dalam kegelapan, dan melihat dibalik fenomena menjangkau hakikat.

Adullah lalu menampilkan sebuah slide yang menggambarkan seorang ibu menggendong bayinya. “Kenapa ibu selalu menggondong bayinya menggunakan tangan kiri, bukan tangan kanannya?“ tanya Sahab pada para hadirin. Ternyata, pada posisi sedemikian rupa tadi si bayi dapat mendengarkan irama detak jantung sang ibu dengan amat jelas. “Irama detak jantung ibu adalah irama yang paling menentramkan bagi bayi, karena itulah irama yang didengarnya sejak masih dalam kandungan ibu, terasa sangat akrab dan menimbulkan sensasi kenyamanan tersendiri,“ terang Sahab panjang lebar ketika menjelaskan tentang point melihat fenomena di balik hakikat.

Untuk dapat memetik hikmah dari sebuah kejadian, terlebih dahulu kita harus mengenal diri dan orang lain. Diantaranya adalah dengan cara menyadari bahwa kekurangan itu tidak hanya hadir pada orang lain, justru mungkin lebih besar pada diri kita. Dan juga sikap yang kita harapkan dari orang lain juga diharapkan orang lain dari kita.

Selanjutnya, bagaimana cara kita menilai kebijaksanaan itu. Nilai kebijaksanaan itu tergantung dari keberanian mengorbankan kesenangan demi keutamaan dan sebaraba besar kebahagiaan yang bisa diperoleh dengan membahagiakan orang lain. “Maka dari itu banyak–banyak lah memberi dalam kehiduan ini, dan yang perlu disadari bahwa banyak hikmah tersembunyi dari setiap kejadian,“ simpul Sahab kemudian.

Yani Sari, salah seorang peserta yang mengakui bahwa kegiatan tersebut mampu mengangkat semangat belajarnya. “Alhamdullilah, dapat mengangkat spirit kembali, terlebih saat-saat mendekati UAS seperti ini,“ ujar Yani, peserta dari Jurusan Teknik Kelautan. (az/mtb)

Berita Terkait