ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
21 Januari 2009, 08:01

DIKTI Buka Program Sandwich S3 Australia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sekitar 32 dosen dan mahasiswa pascasarjana yang berasal dari berbagai universitas di Jawa Timur memenuhi ruang auditorium pascasarjana. Mereka tak ingin melewatkan sedikit pun tiap penjelasan dan tips dari pembicara tentang peluang melanjutkan pendidikan S3 di Australia. Apa lagi beasiswa yang diterima merupakan beasiswa penuh, yang meliputi biaya hidup, paspor, buku, akomodasi, dan lain sebagainya.

“Workshop ini memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan peserta dalam program sandwich. Jadi, nantinya para calon peserta yang akan mengajukan beasiswa ini dapat menyiapkan diri sebaik-baiknya jika seadanya mereka terpilih," ujar Lely. Tujuan dari program sandwich ini sendiri adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa pascasarjana untuk mengecap sendiri pendidikan di luar negeri.

Para mahasiswa yang terpilih dalam program sandwich akan melakukan kerja lapangan, penelitian, mengikuti perkuliahan yang terakreditasi, serta menyelesaikan tugas akhirnya. Lama dari program ini adalah sekitar tiga hingga empat bulan. Tahun 2008, ITS mengirimkan empat orang mahasiswanya dalam program ini. “Tahun ini saya berharap jumlah mahasiswa pasca sarjana ITS yang lolos dalam program sandwich meningkat,” ujar Haryo yang juga pakar transportasi ITS.

Batas akhir pengiriman berkas lengkap sandwich adalah akhir Februari 2009. Selanjutnya, dari berkas-berkas tersebut akan dilakukan serangkain seleksi yang hasilnya diumumkan pada awal april 2009. Pemberangkatan program beasiswa ini sendiri dijadwalkan awal Juli 2009.

Ada beberapa persyaratan yang mengalami perubahan dari tahun lalu, diantaranya adalah Tes TOEFL yang tahun lalu hanya 459 kini menjadi 550. Selain itu, calon minimal juga sedang mengikuti semester 2 dari program S3-nya.

Drs Budi Lestari PG Dip Scm Msi, salah seorang peserta workshop dari Universitas Jember (Unej) merasa terbantu dengan diselenggarakanya worshop ini. “Adanya worshop ini membuat saya semakin tahu dengan berbagai persyaratan yang diterapkan. Saya harus menyiapkan berbagai proker (program kerja, Red) jika seandainya saya lolos nanti,” tutur dosen Statistika Unej ini. (nay/fay)

Berita Terkait