ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
23 Januari 2009, 23:01

Siskal, Tradisikan Ujian dengan Bergaya Cak-Ning

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bukan yang pertama kali ujian akhir PKM II dengan dress code Cak&Ning ini diberlakukan untuk para mahasiswa. Seolah, kebiasaan tersebut telah menjadi tradisi di Siskal yang membuatnya berbeda dengan jurusan lainnya. "Selain itu kita dari jurusan ingin memberikan sebuah kesan kepada peserta uji yang rata-rata berada di tingkat semester akhir," terang Ir Alam Baheramsyah MSc, Ketua Jurusan Siskal.

Awal mulanya, menurut pria yang mengajar mata kuliah Manajemen Keselamatan ini, dress code Cak&Ning dipakai sebagai hukuman bagi para mahasiswa yang gagal atau tidak lulus PKM II. "Namun lama-kelamaan para mahasiswa yang tidak kena hukum pun berkeinginan mengenakan dress code ini," katanya.

Alam mengungkapkan PKM II sendiri merupakan tugas rancang besar yang merupakan kompetensi utama Jurusan Teknik Sistem Perkapalan. Karena itu, penyelenggarannya untuk tahun ini pun dibuat berbeda. "Sekarang mahasiswa kita anjurkan untuk menggunakan bahasa Inggris. Tahap awal, kita masih memaklumi mereka untuk semampunya berbahasa Inggris," terang Dosen asal Jakarta ini.

Namun, terkadang para penguji meminta mahasiswanya untuk menggunakan bahasa daerah, seperti bahasa Madura atau bahasa daerah lainnya. "Lucunya sewaktu saya dulu menguji, ada mahasiswa yang malah bahasa Inggrisnya lebih lancar ketimbang bahasa daerahnya," ujar Alam sambil tertawa.

Tak sia-sia, para mahasiswa ternyata menikmati model ujian Cak&Ning ini. Bahkan, jauh-jauh hari sebelum menjelang ujian, mereka patungan untuk menyewa pakaian kostum Cak&Ning, seperti beskap, blangkon, dan selendang.

Namun tidak demikian halnya dengan Wanda Angga Winata, salah seorang peserta ujian Cak&Ning. Dalam mempersiapkan kostum, Menristek BEM ITS ini berupaya untuk tidak menyewa. Ia cukup meminjam dari teman dan sahabatnya. Anga mengaku, blangkon yang dipakainya didapatkan dari Presiden BEM ITS. "Bahkan, saya mau minjam beskap dari Cak Surabaya 2008 langsung. Kebetulan dia mahasiswa Teknik Kelautan ITS. Tapi, sayang ukurannya terlalu besar," jelas mahasiswa asal Pasuruan ini.

Angga mengungkapkan, dengan adanya dress code ini dirinya merasakan kebersamaan yang luar biasa antar sesama peserta ujian. "Selain kita berbusana apik dan rapi, dress code ini menandakan kalau kita melestarikan budaya," papar mahasiswa yang juga mantan Kahima Siskal ITS ini.

Dalam ujian akhir PKM II ini, mahasiswa mempresentasikan gambar sistem yang ada di kapal. Mulai dari general service system, fuel system, lub oil system, cooling water, start compossed air system, sanitary sewage system, general cargo loading and unloading, sistem kelistrikan, dan penampang kapal. (fn/fay)

Berita Terkait