ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
05 Februari 2009, 09:02

Jual Diri Lewat Blog

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

”Blog harus dimanfaatkan, jangan hanya jadi ajang curhat,” terangnya di hadapan peserta seminar  UBIQUITOUS: Technology, Social Network and Business Opportunity yang dihelat di Rektorat ITS, Rabu (4/2). Romi menjelaskan, blog adalah salah satu sarana ubiquitos yang efektif untuk membuat branding. Hanya saja, perlu membekali diri dengan sesuatu yang lebih agar blog ini dapat menghasilkan.

”Saya ini termasuk yang berkemampuan otak biasa. Tapi saya mempunyai motivasi yang lebih. Kombinasi ini yang saya gunakan,”terangnya. Pengetahuannya di bidang IT dituangkan ke dalam blog dilengkapi dengan beragam sumber dari internet. ”Jangan dikira saya sepintar itu. Saya ini juga pemulung internet. Saya ambil dari wikipedia, google, dan lainnya,”sambungnya.

Dengan postingan tulisan ini, otomatis nama Romi akan semakin dikenal. Romi sengaja membuat beberapa postingan yang berkaitan dengan issue yang sedang populer. Sehingga, namanya kerap tampil di berbagai search engine. ”Itu sudah menaikkan branding saya,” tambahnya. Sebagai pelengkap, Romi menampilkan scan tanda pengenalnya, ijazah, transkrip nilai, hingga berbagai sertifikat yang diperolehnya.

”Sampai sekarang saya sudah mendapat beragam julukan, mulai pakar multimedia, pakar IT, padahal sebenarnya kemampuan saya biasa saja,” ujarnya merendah. Satu hal yang digarisbawahinya soal enterpreneur yang lambat mewabah adalah contoh nyata dari para dosen. ”Dosen selalu mengajarkan mahasiswa untuk jadi entrepreneur. Tapi slide kuliah saja dia tidak pernah ganti. Seperti itu kok minta mahasiswanya kreatif,” lanjutnya.

 Padahal, pemikiran kreatif ini adalah salah satu landasan untuk menjadi entrepreneur. Dia mencontohkan berbagai macam situs jejaring sosial yang ada saat ini. Mulai you tube, wordpress, friendster, hingga facebook sudah diakses oleh siswa setingkat SD. ”Ini gejala yang baik, dan ini harus bisa dimanfaatkan,”tambahnya.

Romi menambahkan, saat mengajar, dirinya mengubah sistem kuliah agar diminati mahassiwa. Caranya, dia memakai cara dan bahasa mahasiswa. ”Ketika saya membuat blog, masih ada mahasiswa yang komplain karena dia nggak pernah buka blog. Saya bikin friendster yang sudah lebih umum, bahkan yahoo messenger juga saya gunakan,” tambahnya. Hal ini juga sering terlupakan oleh para staf pengajar.

Menjadi jurnalis itu mudah
Menggunakan jejaring seperti ini juga diakui penggiat Citizen Journalism Lily Yulianti Farid sebagai cara yang efektif. Saat ini, setiap orang dapat menjadi jurnalis dengan sangat mudah. ”Hanya butuh perangkatnya saja. Apakah itu kamera, video, ataupun tulisan,”ujarnya. Dan di berbagai negara, citizen journalism ini terbukti efektif untuk melakukan pengawasan publik. Wanita kelahiran Makassar 16 Juli 1971 ini mencontohkan negara Filipina, yang merangsang warganya untuk mengamati rumah tinggal para pejabat yang ada disekitar mereka. ”Foto rumah pejabat itu dilansir dan akan dianalisa berkaitan dengan proyek yang sedang mereka lakukan, dan lain sebagainya,” tambahnya.  

Di berbagai peristiwa besar, justru citizen journalism inilah yang utama. Seperti saat tragedi tsunami ataupun tragedi 11 September lalu. ”Yang mendapatkan gambar real time pada saat itu justru citizen journalism, jurnalis profesional tidak ada yang mendapatkannya,” jelas mantan wartawan radio NHK ini. Menurutnya, hal ini merupakan sebuah gejala yang baik. Karena hal ini menunjukkan tingkat kepedulian sosial manusia masih tinggi.

”Contoh sederhananya facebook itu. Kita tahu dengan detil bagaimana perkembangan anak teman kita melalui dunia maya. Tahu aktivitas tetangga, teman, dan kolega,”tandasnya. Selain membahas tentang ubiquitos, dalam kesempatan ini Program Pasca Sarjana Teknik Industri ITS juga melaunching lima program konsentrasi baru. Yaitu, Quality and Manufacturing Management (QMM), Industrial Ergonomics and Safety (IES), Industrial System Optimization (ISO), Strategic Performance Management (SPM), Logistics and Supply Chain Management (LSCM).

“Ini adalah pengembangan dari tiga program yang sebelumnya kami punyai,” terang Koordinator Program S2 Teknik Industri Dr.Ir. Ahmad Rusdiansyah. M.Eng. Dengan pengembangan ini program S2 Teknik Indutri lebih terbuka lebar untuk berbagai macam ilmu. ”Lulusan Teknik elektro, teknik lingkungan, matematika, hingga psikologi pun dapat mengambil program ini,” terangnya. (humas/mtb)

Berita Terkait

ITS Media Center > Berita Utama > Jual Diri Lewat Blog