ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
09 Februari 2009, 20:02

Tiga Cerita Mahasiswa Bontang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Herdyan Aswin adalah mahasiswa angkatan 2005 Jurusan Teknik Kimia. Kegemarannya bermain basket. Tak heran ia tercatat pernah menjabat sebagai Ketua tim basket Teknik Kimia yang beberapa kali memenangi kejuaraan mahasiswa tingkat regional. Di bidang akademik iapun berusaha serius. Terbukti indeks prestasinya tak pernah kurang dari tiga.
“Masuk jurusan Teknik Kimia memang menjadi cita-cita saya,” kata mahasiswa kelahiran Juni 1987 ini. Herdy, begitu ia disapa menetapkan hatinya untuk menjadi seorang sarjana teknik berdasarkan pengamatannya bahwa sarjana teknik masih banyak dibutuhkan di lapangan. Pilihannya berkuliah jatuh di ITS. Tentunya atas pertimbangan ITS adalah sebuah institut, yang berarti penguasaan dalam bidang tekniknya cenderung lebih maju dibanding universitas.

Disinggung mengenai studinya yang memasuki tahap skripsi putra pasangan Miana Aswanto Aswin dan Concepsiyati ini mengakui bahwa tidak menemui kendala yang berarti. Ia bahkan memaparkan sebuah tradisi unik yang telah melegenda di teknik Kimia yaitu baceman, semacam salinan soal-soal. “Jadi ada sebuah kebiasaan di sini senior mewariskan soal-soal ujiannya dulu kepada juniornya,” jelas Herdy.

Saking bekennya menurut Herdy jurusan-jurusan lain pun sampai mengetahui tradisi baceman ini. Ia menambahkan tradisi ini sangat membantu dirinya dan teman-temannya karena membuat mereka berlatih soal lebih banyak, dengan beragam tipe. “Jadi walaupun soal ujian kita tidak sama, paling tidak kita sudah belajar tipe-tipenya,” sebutnya.

Lain lagi cerita Sari Satriani. Sedari SMA ia memang bercita-cita untuk mendalami bidang Desain Interior. Namun ia belum tahu pasti perguruan tinggi mana saja yang menyediakan jurusan yang diimpikannya tersebut. Begitu tahu dari saudaranya bahwa ITS menyediakan program studi tersebut ia kontan girang bukan kepalang. “Saya sampai maksa guru BP untuk mencari informasi lebih lanjut,” ujar alumnus SMA Yayasan Pupuk Kaltim ini.

Ia menambahkan sangat bersyukur bahwa ITS yang lekat dengan teknik ternyata memiliki jurusan desain. Sulung dari tiga bersaudara ini pun megikuti Ujian Masuk Desain ITS tahun 2007 lalu. Tes tulis dan tes gambar dilewatinya dengan sukses yang membuatnya resmi diterima di program studi Desain Interior ITS. Menurut Sari dapat berkuliah sesuai jurusan yang diinginkan di perguruan tinggi negeri memberikan nilai plus tersendiri.

Sari sendiri mengaku tidak mengalami kesulitan berarti dalam hal adaptasi. “Untungnya di Bontang cukup banyak orang jawa,” katanya. Ia juga bersyukur selama studinya yang menuju semester keempat ini dapat dijalaninya dengan baik, kalau tak boleh dibilang istimewa. Menurutnya dosen-dosen di program studinya cukup kompeten dan perhatian terhadap mahasiswanya. Hal inilah salah satunya yang membuat Sari sukses mendapatkan indeks prestasi di atas 3,5 sejak semester pertama.

Hal kurang lebih serupa disampaikan Denny Alfiantino Ibni. “Nggak banyak perguruan tinggi yang menawarkan jurusan Teknik Material dan Metalurgi,” ujar mahasiswa angkatan 2007 ini. Dari yang sedikit itu, Denny bersyukur ITS sebagai salah satu PTN terbaik di negeri ini menawarkan jurusan yang diimpikannya. Denny mengakui dari segi fasilitas dan kompetensi dosen di jurusannya sudah sangat memenuhi syarat. “Tinggal kitanya aja mau semangat kuliah apa enggak,” tutur alumnus SMA Vidatra Bontang ini.

Mahasiswa yang juga aktif di Himpunan Mahasiswa ini bahkan menyebut dosen di jurusannya asyik-asyik. “Sangat terbuka, selalu berusaha mendiskusikan metode terbaik dalam pengajaran,” sebutnya. Mantan anggota Paskibraka semasa SMA ini bahkan memuji kultur mahasiswa di ITS yang menurutnya kalau sudah kenal bisa sangat perhatian terhadap teman. “Kadang kalau ada yang nggak masuk sampai ditelponin,” ujarnya. Semua ini membuat dirinya yang notabene mahasiswa perantauan dari luar Jawa merasa tetap enjoy berkuliah di ITS. (tyz/mtb)

Berita Terkait