ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
14 Februari 2009, 09:02

Tiga Mahasiswa Kepri, Bangun Kampung halaman Lewat ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Perkenalan dengan ITS berawal dari tawaran beasiswa yang diprakarsai oleh pemerintah provinsi Kepulauan Riau (Kepri). “Sebelumnya saya tidak familiar dengan ITS,“ ujar Reza, mahasiswa jurusan Teknik Sistem Perkapalan angkatan 2006 ini. Maklum, selama ini murid SMA Kepri lebih mengenal PTN yang berada pada wilayah barat seperti UI, ITB dan UGM. “Malah saya kira ITS itu kepanjangan dari Institut Tekhnologi Surabaya,“ terang Syamsul sambil terseyum. “Itu disebabkan karena informasi yang kurang tentang ITS,” lanjut Syamsul lagi

Tak lama setelah hasil seleksi diumumkan, mereka pun bertolak ke Surabaya untuk bersiap menempuh studi di ITS. Letak geografis yang berjauhan antara Surabaya dan Kepri membuat kultur kebudayaan yang dipunyai berbeda satu sama lain. Menurut Ade, bahasa merupakan salah satu perbedaan budaya paling menonjol.

“Di sini saya belajar bahasa Jawa secara tidak langsung,“ ujar Ade yang juga mahasiswi jurusan Teknik Kelautan ITS angkatan 2006 ini. Sedangkan Reza mengaku hingga saat ini belum dapat beradaptasi dengan makanan khas Surabaya. “Seperti rucak cingur, masih aneh rasanya di lidah,“ aku Reza.

Walaupun begitu, mereka tetap berusaha untuk beradaptasi dengan kebudayaan sekitar. “Lama-kelamaan kami dapat berkomunikasi dalam bahasa Jawa walaupun belum lancar,” ujar Syamsul. “Orang Surabaya itu walaupun logatnya terasa kasar, tapi hatinya baik,“ lanjut Reza. ”Alhamdullilah, di ITS lingkungan sosialnya bagus, mahasiswanya tidak neko-neko jadi kondusif untuk menimba ilmu,“ tambah Ade lagi.

Usaha mereka terbukti berhasil, selain nilai mata kuliah yang bagus, merekapun aktif berorganisasi. Syamsul terpilih sebagai ketua Himpunan Teknik Kelautan untuk masa bakti 2007–2008. Tidaklah mudah untuk mendapatkan jabatan tersebut, Syamsul harus bersaing ketat dengan lima kandidat lainnya. “Saya merasa beruntung dapat kuliah di Salah satu PTN favorit seperti ITS. Di sini saya banyak belajar nilai-nilai kehidupan,“ ujar Syamsul yang pernah mewakili daerahya pada olimpiade kimia SMA tingkat nasional.

Begitu pula dengan Ade, mahasiswi yang aktif dalam organisasi Intra maupun ekstra kampus ini punya segudang kesibukan disamping kuliahnya. Ade menjabat sebagai Ketua Departemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Himatekla untuk masa bakti 2007-2008. Tidak hanya itu, baru-baru ini ade bersama ketiga temannya mendirikan sebuah rumah makan dengan konsep cafeteria . “Pola pengkaderan di ITS cukup bagus, melatih mahasiswa untuk aktif beroganisasi,“ ujar Ade yang juga menjadi anggota kajian jurusan Bahrul Ilmi.

Menurut Reza tidak menunda–nunda pekerjaan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam manajeman waktu yang baik. Saat ini, Reza menjabat sebagai Sekertaris Departemen Riset dan Tekhnologi Himpunan Mahasiswa Siskal. ”Saya kagum dengan metode yang dipakai oleh para dosen Siskal dalam mendidik mahasiswa sehingga dapat menghasilkan output yang bagus,“ ujar Reza yang saat ini mengantongi IPK senilai 3,34. Melihat track record yang bagus dari nilai akademiknya, Reza diprediksikan dapat lulus dalam waktu 3,5 tahun.”Insya Allah ada rencana ke situ, doakan saja,“ ujar mahasiswa yang hobi bermain catur ini. Ke depannya Reza bercita–cita menjadi seorang konsultan dalam bidang Marine Engineering atau seorang dosen.

Sedangkan Ade mempunyai cita–cita mendirikan perusahan pengeboran minyak lepas pantai nasional. Menurutnya sekarang ini di Kepri banyak terdapat pengeboran minyak lepas pantai yang dikelola oleh investor asing. Padahal SDA kelautan yang di punyai Kepri melimpah. “Agar anak bangsa juga dapat mengelola dan menikmati hasil dari SDA yang melimpah tersebut,“ ungkap Ade.

Senada dengan Ade, Syamsul berencana mendirikan pembangkit listrik tenaga gelombang di Kepulauan Riau. “Kepri terdiri dari 96 % laut,kenapa kita tidak memanfaatkan gelombang laut yang sangat potensial itu untuk menangani krisis energy,“ ujar Syamsul. (az/mtb)

Berita Terkait