ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
25 Februari 2009, 07:02

Adi Wicaksono, TA untuk Promosikan Surabaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketika memiliki ide untuk membuat panduan pariwisata Surabaya, Adi pun langsung mengajukan judul TA nya pada dinas Kebudayaan dan pariwisata kota. Dari sini ia pun mendapat data tempat wisata serta mendapat dukungan. “Mereka mendukung dan ingin melihat hasil kerja saya,” ujarnya.

Hal ini membuat Adi bersemangat mengerjakan TA. Namun, banyaknya tempat yang harus didatangi Adi amatlah banyak. Para dosennya pun sempat underestimate apakah Adi mampu menyelesaikan tugas ini dengan maksimal mengingat waktu pengerjaan TA yang terbatas. Hal ini malah melecut semangat Adi. “Saya ingin membuktikan bila saya bisa,” jelas Adi yang mengelompokkan potensi wisata surabaya menjadi wisata belanja, wisata sejarah, flora fauna, religi, seni budaya, hiburan, dan kuliner.

Dikejar deadline yang hanya satu semester. Adi pun ngebut mengerjakan TA nya. Tiap hari terhitung tiga tempat wisata ia singgahi selama dua setengah bulan. “Satu tempat wisata saya harus mengambil 100 gambar,” ujar Adi yang mengaku memang hobi fotografi ini.

Dari perjalanannya mendokumentasikan tempat wisata, Adi menemukan beberapa tempat pariwisata menakjubkan yang sampai saat ini tak banyak orang yang tahu. “Bayangkan, Surabaya ini memiliki salah satu museum kesehatan terbesar. Di sini terdapat baju kesehatan pertama kali serta alat rontgen pertama,” ujar Adi yang mengaku bila museum ini memiliki nilai historis yang tinggi.

Selain itu, banyak tempat yang juga menarik perhatian mahasiswa kelahiran 13 september 1986 ini. Salah satunya seperti wisata Kenjeran. “Kenjeran itu, sebenarnya bagus. Bahkan ada salah satu patung budha terbesar di dunia,” ujar Adi sambil menyayangkan bila image Kenjeran saat ini buruk lantaran malah hanya dijadikan ajang muda mudi pacaran.

Dari tugas Akhirnya ini Adi berharap bila setelah ini buku panduan yang ia buat mampu membuat pariwisata surabaya kembali menggeliat terutama beberapa tempat kesenian yang terancam tutup. “Mungkin saat ini anak remaja senengnya cuma clubbing, padahal kita punya gedung kesenian seperti taman budaya,” ungkap Adi yang berharap buku panduan ini bisa diterbitkan dan mampu menyadarkan potensi besar pariwisata dan budaya Surabaya yang patut dilestarikan.

“Walikota sendiri yang akan menulis kata pengantarnya,” ujar Adi tersenyum, bila bukunya diterbitkan. (yud/mtb)

Berita Terkait