ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
25 Februari 2009, 21:02

Terkesan dengan Gombloh, Tulis Biografinya untuk TA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

”Gombloh itu gurunya para seniman Surabaya mas,” Ujar Masnuna spontan saat ditanya mengenai alasannya mengangkat tokoh ini. Selain itu, mahasiswi yang kerab disapa Nuna ini mengungkapkan bila saat ini sosok seniman seperti gombloh ini sangatlah jarang.

Nuna mengaku bila kisah Gombloh ini juga diharap mampu menginspirasi anak muda dan artis Indonesia kebanyakan. “Selain seniman kreatif, Gombloh juga nggak sombong, beda dengan artis Indonesia saat ini,” jelas Masnuna yang juga menuliskan kepedulian Gombloh mengangkat Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk diajak jadi Backing vokal agar insaf dari pekerjaannya.

Selain peduli, Gombloh yang juga pernah kuliah di ITS ini memiliki nilai lebih dibandingkan dengan musisi sekarang. “Gombloh itu bisa dibilang seniman kreatif, soalnya bisa membuat lagu nasionalis, percintaan, serta tema alam,” ujar Nuna. Selain itu musiknya pun tetap enak didengar hingga saat ini. “Musik Gombloh tetap enak didengar meski lagu lama,” Ujar Nuna sambil mendendangkan salah satu lagu gombloh favoritnya yang berjudul Apel.

Kisah Gombloh yang ditulis Nuna ini bukanlah hasil browsing semata. Mahasiswi asal Sidoarjo ini bahkan menghabiskan waktu satu semester hanya untuk mengumpulkan kisah hidup seniman ini. “Saya cari lewat keluarga, istri serta teman-teman Gombloh,” jelas putri pasangan Abdul Rochman dan Siti Halifah ini.

Hambatan yang ditemui pun beragam, namun Nuna tetap bersih kukuh untuk melanjutkan Tugas Akhir ini. “Saya ingin maksimal dalam pengerjaan TA ini,” jelas Nuna yang kesulitan mengorek kisah dari keluarga Gombloh, serta tak bisa bertemu langsung dengan produser perusahaan rekaman Gombloh.

Tapi hal itu tak membuatnya surut, ia malah bersemangat untuk mencari cerita hidup Gombloh. “Alhamdullillah saya bisa bertemu langsung dengan istri dan teman-temannya di Dewan Kesenian Surabaya,” jelas Nuna yang mendapat banyak gambar foto dari istri Gombloh.

Setelah mendapatkan data, perjuangan Nuna tak berhenti, ia harus membuat desain serta menata gambar yang cocok untuk buku biografinya. “Saya memilih membuat kesan tempo dulu pada warna kertasnya. Selain itu, saya memakai kertas bertekstur untuk menambah kesan ekskluisf,” jelas Nuna yang ingin buku ini bisa diterima oleh segmen remaja.

Dari perjuangannya ini Nuna berhasil mendapat nilai A. Selain itu, ia pun mengaku kerja kerasnya tak lepas dari bimbingan para dosennya. Nuna pun berterimakasih kepada Ir Baroto Tavip Indrajarwo MT, dosen pembimbing gombloh yang turut membantunya menyelesaikan tugas akhir.

Nuna juga menjelaskan bila saat ini buku ini tengah diajukan ke beberapa penerbit ternama seperti Gramedia. (yud/mtb)

Berita Terkait