ITS News

Selasa, 03 September 2024
02 Maret 2009, 08:03

Ahmad Dhani, Wakil Presidenku

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ternyata benar, dia memang orang penting kedua di negeri ini. Segera setelah mobil itu sampai di depan istana, beberapa pasukan Paspampres telah siap menyambutnya. Para tamu dari negara-negara sahabat pun akhirnya bisa tersenyum lebar setelah lama menunggu Sang tuan rumah. Pintu mobil anti peluru itu akhirnya dibuka perlahan. Para tamu masih mengintip-intip ke arah dalam mobil. ”Yang mana sih Mr Vice President-nya Indonesia,” gumam mereka dalam hati.

Kemudian tampaklah sosok pria bertubuh gempal keluar dari mobil. Setelan jas rapih dari dibalut dasi panjang dari rumah mode Christian Dior yang dipakai para tamu dibuat tercengang. Hah?! Wakil Presidennya gaul coy!. Ia berpenampilan informal dan memang tidak suka hal-hal yang berbau prosedural dan ceremonial.

Ia menyambut para tamu dengan gaya rambut njeprak landak khas suku Indian Mohawk. Belum lagi, jenggot yang dikepang ala Serj Tankian, Vokalis System of a Down, menambah manisnya lemparan senyum. Kaus oblong dan celana jeans bolong dimana-mana ikut meramaikan suasana. Ditambah lagi asesoris rantai di lehernya. Wah…pokoknya Wapres yang satu ini kelihatan cool. Hehehe…ini hanya khayalan saya saja kok.

Saya termasuk orang yang senang ketika ada berita bahwa Politis kawakan, Muhaimin Iskandar, siap maju menjadi Capres. Saya senang bukan karena Cak Imin. Tapi karena ”gandengannya”, Ahmad Dhani. Alasan Cak Imin memilih dirinya, selain Ahmad Dhani terkenal di kalangan grassroot, ia juga seorang yang berani beresiko, tegas dan punya idealisme tinggi. Maklum, ciri khas orang Jawa Timuran.

Momen ini ditambah dengan majunya ”Nagabonar” menjadi Capres. Menurut saya, Ini baru yang namanya DEMOKRASI!. Siapapun bisa jadi pemimpin negeri ini. Tukang becak, Mahasiswa, Insinyur, Guru, Ibu rumah tangga, Tentara, bahkan Maling pun bisa menjadi presiden di negeri ini. Syaratnya hanya satu yaitu menang Pemilu. Selesai urusan…

Kembali lagi, pertanyaannya adalah apakah ia mampu memainkan peran sungguhan? Apakah Ahmad Dhani tidak lagi menjadi manusia yang merasa paling benar sendiri atau apakah Deddy Mizwar mampu bersikap sesantun sinetron-sinetron yang digarapnya di bulan Ramadhan? Mudah-mudahan sikap dan pembawaanya di kehidupan sehari-hari lebih baik dari tuntutan peran yang dijalankannya di panggung hiburan.

Artis menjadi Presiden
Dalam dunia politik, artis jadi calon presiden atau wakil presiden bukan hal yang baru. Yah…setali tiga uang-lah dengan profesinya. Sama-sama berhubungan dengan masyarakat luas tapi terkadang bertolak belakang dalam hal prinsip.

Amerika Serikat punya Ronald Reagan dan Filipina punya Joseph Estrada. Menurut beberapa pengamat, faktor terbesar keduanya terpilih menjadi presiden popularitas yang didapat saat bergelut di dunia entertainment. Kiprah Reagan di Hollywood tidak diragukan lagi. Namanya tertera pada Hollywood Walk of Fame, sebuah trotoar di Hollywood yang menampilkan nama artis kehormatan di industri raksasa Hollywood.

Bukan mengesampingkan pengabdian beliau-beliau kepada negaranya masing-masing, tapi banyak yang dikecewakan dengan gaya kepemimpinan mereka. Reaganomics (kebijakan terkenal di masanya) harus menelan pil pahit resesi di tahun 1982. Sementara Estrada harus dikudeta oleh rakyatnya sendiri karena terbukti korup. Mungkin gaya hidup mewah masih ada dalam jiwanya.

Tidak hanya presiden, bahkan istri presiden dari kalangan selebritis juga bisa berperan politis. Maria eva duarte de Peron atau yang lebih dikenal dengan Evita Peron begitu dashyat pengaruhnya pada sejarah Argentina. Presiden Juan Peron tidak akan ada apa-apanya jika tidak ada first lady yang dangat dicintai rakyat Argentina. Walaupun ia wafat di usia muda (33 tahun), kharismanya mampu menenteramkan rakyatnya yang sedang mengalami kesulitan.

Ada lagi, Marlyn Monroe yang banyak menjalin asmara dengan pemimpin-pemimpin besar dunia. Pengaruhnya terhadap sejarah perpolitikan dunia juga tidak bisa dikesampingkan walaupun tidak memainkan politik praktis. Tingkah laku dan perjalanan hidupnya sekontroversial cerita Marlyn Kundang (sama-sama menjadi cerita hangat sepanjang masa).

Pemimpin itu apa ya?
Mario Teguh mendefinisikan pemimpin sebagai seorang yang tidak perlu hebat, tapi mampu membuat dan mengelola tim yang hebat. Ia melanjutkan bahwa pemimpin itu bisa membuat orang yang disentuhnya melihat dengan jelas masa depan (visi) yang akan dicapai bersama dan untuk kebaikan bersama (misi). Sedangkan Anthony Robin mengatakan bahwa pemimpin adalah manusia seinsani-insaninya. Orang yang sadar akan kedudukannya sebagai seorang manusia dengan integritas moral masing-masing.

Nabi Muhammad SAW: ”Apabila suatu urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”

Bahtiar Rifai Septiansyah
Mahasiswa Teknik Perkapalan

Berita Terkait