Dalam suasana santai cenderung informal, pembicara dari majalah IDEA yang hadir berbagi pengalamannya selama berkecimpung di dunia desain interior. Pengunjung yang didominasi mahasiswa Arsitektur dan Desain Interior ITS tampak tekun menyimak dan bertanya seputar tantangan di bidang yang mereka hadapi.

Salah satu peserta mengeluhkan tentang iklim di Surabaya yang cenderung masih sulit untuk profesi desainer interior. Menanggapi hal itu Rina Renville salah satu pembicara yang juga merupakan anggota Himpunan Desainer Interior Indonesia mempunyai pandangan tersendiri. “Sebenarnya kalau bicara masalah sulit, bukan di Surabaya saja tetapi di Indonesia” tutur alumni Desain Interior ITB ini.

Menurut Rina kebanyakan masyarakat Indonesia memang belum bisa menghargai desain sepenuhnya. Hal itu menjadi tugas seorang desainer untuk mengedukasi masyarakat mengenai desain yang baik. Namun, untuk saat ini perkembangan desain terutama interior memang cukup menggembirakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Contohnya pembangunan apartemen yang sepuluh tahun lalu tidak segiat sekarang. Apartemen ini notabene membutuhkan jasa seorang desain interior untuk mendesain interior di dalamnya. Begitu pula kecenderungan masyarakat untuk mulai mempercayakan penataan ruangnya pada seorang desainer interior, semakin meningkat.

Di sisi lain Ketua Panitia Dihlis Maulana menyebut bahwa penyelenggaraan acara ini berawal dari obrolan ringan antara salah satu mahasiswa Desain Interior ITS dengan pihak IDEA sebulan yang lalu. “Kebetulan juga Renovasi (salah satu majalah desain interior di bawah grup IDEA, red) memiliki agenda untuk berkunjung ke kampus-kampus, dan alhamdulillah ITS menjadi salah satu prioritasnya,” tuturnya. Dihlis juga menyebut inti acara ini lebih kepada sharing pengalaman. Ia sendiri mengakui acara seperti ini makin membuka wawasannya mengenai desain interior, terutama perlunya menjalin relasi sejak dini.

Hal kurang lebih serupa disampaikan Tiara Ika. Mahasiswi Desain Interior ITS ini menyebut dirinya mendapatkan semacam gambaran apa yang akan dihadapi selepas lulus nanti setelah mengikuti seminar ini. Mulai dari menangani klien hingga mencoba survive di bidang tersebut nantinya. “Salah satunya dengan berusaha mengeksiskan diri sejak sekarang dengan mengikuti lomba-lomba," tuturnya. (tyz/mtb)