ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
11 Maret 2009, 17:03

Teknik Mesin ITS Berikan Penghormatan bagi Para Eks Dosen

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menjadi seorang pendidik adalah sebuah plihan yang sangat jarang sekali ditempuh bagi civitas akademika kampus mana pun dengan berbagai argument yang ada. Namun bagi delapan dosen Teknik Mesin ITS ini, menjadi seorang pengajar adalah sebuah pengabdian terbesar yang bisa mereka berikan dalam hidupnya untuk orang lain. Ke delapan dosen tersebut adalah Ir A Aziz Badjabir BE, Prof Ir Djati Nursuhud MS ME, Hardjono MSc, Ir Arie Joewono, Ir Musaikan, Ir Sunarko, Ir Tjipto Basuki, dan Ir Wahid Suherman.
Bertempat di Gedung D 304 Teknik Mesin ITS, semua keluarga besar Jurusan Teknik Mesin memberi penghargaan terakhir kepada delapan dosen asal Teknik Mesin yang masa tugasnya telah selesai tahun ini. Dalam acara Purna Tugas tersebut juga dihadiri oleh alumni-alumni serta beberapa dosen dari Jurusan lain, karyawan, dan mahasiswa. Bak acara nostalgia antar sesama alumni lintas generasi, kegiatan yang dilangsungkan sejak jam 10.00 tersebut berlangsung santai dan penuh canda dari angkatan M1 sampai M51. (M=Mesin, red.)
Menjelang masa purna tugasnya, para dosen-dosen senior tesebut memaparkan sekelumit cerita yang berharga serta pesan selama puluhan tahun mengabdi di Teknik Mesin ITS. “Saya hanya bisa berpesan kepada semua kolega-kolega sesame dosen dalam mengajar di jurusan ini. Disini ada dosen yang lebih senior maka datangilah, jika itu dosen sejawat maka hargailah, jika itu karyawan anggaplah mereka sebagai keluarga dan bagi mahasiswa anggaplah mereka sebagai anak kita yang harus kita sayangi,” Ujar ArieJuwono. Selain itu Ari juga menyampaikan karyanya berupa Pesawat pemindah Bahan yang dia tawarkan kepada rekan sesame dosen, terutama dosen muda.
Selain dosen Teknik Mesin, ada pula dosen dari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi yang dulunya kuliah dan pernah mengabdi di Teknik Mesin. Adalah  Ir Musaikan dan Ir Wahid Suherman, sedikit dari dosen asli jurusan yang mempunyai jargon Uber Alles (di atas segalanya) yang dialihtugaskan ke jurusan Material dan Metalurgi. “Saya sangat berharap mudah-mudahan Teknik Mesin bisa tetap maju.” Ujar Wahid Suherman.
Acara pun semakin ramai ketika ada salah seorang alumni yang memberikan testimoni kepada para dosen-dosennya semasa kuliah dulu.”Saya menjalani prosesi belajar ini selama enam tahun, yang membuat lama adalah karena tersangkut di Pak Sahab (Abdullah Sahabm.red.), Namun sampai detik ini prosesi belajar tetap ada yakni di perusahaan.Bedanya di sini tidak ada kuis maupun nilai jelek, yang kita tahu tiba-tiba gaji erotong, “ ujar Aru Nugroho yang bekerja di PT DEC disambut gelak tawa semua undangan.
Salah satu pengabdian yang tiada tara dari para dosen tersebut adalah kesediannya untuk setia mengajar sembari menunggu dosen-dosen muda menyelesaikan S2 atau S3nya di luar negeri. Bahkan Hardjono MSc harus menangguhakan niatnya untuk melanjutkan studi S3 di Amerika Serikat karena minimnya jumlah dsen saat itu. “Saya ucapkan terima kasih bnanyak karena beliu-beliau telah menjaga hati untuk selalu mengajar sambil kita (para dosen muda, red,) bisa menyelesaikan studi kita di luar negeri,” Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA alumnus Teknik Mesin yang juga mantan Kajur Teknik Mesin.
Jika masa purna tugas kerap diartikan sebagi masa berhenti mengajar, namun para pengabdi pendidikan ini memberi makna pensiun adalah berhenti menjadi PNS  bukan pension menjadi dosen (pengajar, red.).  Dan atas semua bentuk pengabdian yang telah dipersembahkan untuk ITS, semua yang hadir dalam pertemuan tersebut menyampaikan penghormatan yang sebesar-besarnya. “Semoga apa yang diharapkan beliau sekalian semua akan menjadi kenyataan yang baik,” ungkap Dr.Ing.Ir. Herman Sasongko selaku Kajur Teknik Mesin ITS mengakhiri.(hoe)

Berita Terkait