ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
16 Maret 2009, 10:03

Dari Bunga Anti Global Warming Hingga Koboi di Wisuda ke-98

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Secara keseluruhan aneka bunga segar masih menjadi primadona buah tangan untuk para wisudawan. Mulai dari mawar merah yang dijual satuan hingga buket cantik  kombinasi beragam bunga juga tersedia. Bunga imitasi dari plastik juga ada dengan harga lebih terjangkau.

Yang menarik isu lingkungan ternyata dapat menginspirasi seorang mahasiswa untuk menjual cinderamata yang lain daripada yang lain. Bukan bunga plastik atau bunga segar, Lilik dari PENS ITS memilih menjajakan bunga dari koran bekas. Kertas koran yang telah dipotong dan digulung kecil-kecil lantas ia susun menjadi mahkota bunga beserta daun dan tangkainya. Setelah dicat dengan warna oranye cerah, bunga anti global warming ini pun siap dijual dengan harga lima ribu rupiah per tangkai.

Lain lagi kisah beberapa mahasiswa angkatan 2006 Planologi ITS. Dapat dikatakan isu yang tengah marak saat ini adalah entrepreneurship, benar-benar mereka terapkan. Mereka dengan jeli dapat melihat peluang di balik ramainya suasana wisuda. Dalam suasana panas wisuda hari pertama, es sarang burung yang mereka jual laris manis diserbu pengunjung. Es seharga tiga ribu rupiah ini menjadi senjata ampuh memuaskan dahaga para sanak saudara maupun rekan para wisudawan yang berjubel hingga di luar pelataran Graha ITS.

Di sisi lain arak-arakan penjemputan wisudawan masih menjadi acara unggulan dari tiap jurusan. Mahasiswa yang lebih junior seolah berlomba menampilkan penjemputan paling menarik bagi para senior mereka yang kini telah berstatus sebagai alumni. Pada wisuda hari pertama misalnya. Mahasiswa jurusan Matematika memilih memboyong seluruh alumninya menuju jurusan mereka dengan menggunakan becak.

Lain lagi dengan jurusan Teknik Mesin yang sempat memerahkan bagian utara di luar Graha ITS dengan bendera jurusan mereka yang berukuran raksasa. Jurusan yang bernaung di bawah Fakultas Teknologi Industri ini memilih melestarikan tradisi dengan berkonvoi menggunakan mobil Gino, yaitu semacam mobil rakitan tanpa kap, lebih menyerupai rangka sebuah truk. Tradisi ini konon telah dimulai sejak tahun delapan puluhan. Irfan Affandi salah satu panitia penjemputan wisudawan asal Teknik Mesin menyebut selain tradisi penjemputan dengan mobil Gino, adapula tradisi unik lain di jurusan mereka. Beberapa hari sebelum acara wisuda, para calon wisudawan ini menjalani apa yang mereka sebut dengan pembaiatan, yaitu dengan diceburkan di kolam di areal jurusan.

Tradisi bermain air juga terjadi di Jurusan Desain Produk Industri. Berbeda dengan Teknik Mesin yang melakukannya sebelum acara wisuda dihelat, beberapa alumni jurusan desain ini malah diceburkan saat mereka masih berdandan rapi setelah acara pelepasan di jurusan yang dilangsungkan siang harinya. Tak ayal para wisudawan inipun terpaksa pulang dalam keadaan basah. Lokasi yang dipilih adalah sebuah kubangan air besar menyerupai danau di areal jurusan Despro yang acap disebut dengan nama Samosir. Penamaan itu karena di tengah kubangan air tersebut terdapat sebuah gundukan tanah yang mengingatkan mahasiswa Despro pada pulau Samosir di Danau Toba.

Yang cukup menarik pula, berbeda dengan acara pelepasan wisudawan lainnya yang umumnya menggunakan dresscode batik atau jas almamater, Jurusan Desain Produk Industri kali ini memilih tema koboi dalam aplikasi busana maupun dekorasi acara pelepasan wisudawan mereka.

Menurut ketua panitia Pelepasan Wisudawan ke-98 Despro Eka Pramudita memang telah menjadi tradisi tiap pelepasan wisudawan untuk memilih tema tertentu. “Tema retro pernah, lalu wisuda ke-97 kemarin kami memilih tema mafia, kali ini giliran koboi,” jelasnya. Maka tak heran mulai dari penerima tamu, MC hingga para panitia kompak menggunakan kostum ala koboi. Beberapa lengkap dengan sepatu hak tinggi, slayer, dan topi koboinya. Heboh! (tyz/asa)
 
 

Berita Terkait