ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
18 Maret 2009, 14:03

Himatekpal Gelar Pelatihan Tender Kapal

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam undang-undang (UU) nomor 17 tahun 2008 pasal 8 tentang pelayaran, tertulis bahwa angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh perusahaan angkutan nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia serta diawaki olah awak berkewarganegaraan Indonesia. “Dengan adanya UU ini diharapkan industri pelayaran Indonesia kembali bangkit dari keterpurukannya sejak tahun 1899," ungkap Ir Tjahyo Rusdianto, pembicara dalam pelatihan ini.

Ditambah lagi dengan adanya roadmap penerapan asas cabotage yang mana pada tahun 2010 nanti seluruh komoditas Indonesia diangkut oleh kapal- kapal berbendera Indonesia. "Industri pelayaran akan terstimulus untuk memproduksi kapal lebih banyak digalangan lokal," tambah Tjahyo yang juga menjabat sebagi General Manager Galangan I pada PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari.

Karena kebutuhan dan peraturan pemerintah tadi, maka dilakukan proses pengadaan kapal yang dipilih melalui tender. Proses pengadaan didasarkan pada transparasi, fairness, opportunity, competitive, efektif dan accountable. “Melalui proses tender akan diperoleh kapal dengan harga yang murah, spesifikasi kapal sesuai kebutuhan, mutu yang baik, dan tepat waktu penyerahan,“ terang Tjahyo.

Lebih jauh lagi, Tjahyo menjelaskan proses tender pembangunan kapal baru pada instansi pemerintah, swasta, dan internasional. Pada perusahaan swasta dan internasional persyaratan pembayaran dijamin dengan adanya refund guarantee. ”Karena setiap owner (pemilik kapal, Red) memberikan pembayaran maka pihak galangan harus menyerahkan garansi atau jaminan dari bank," ungkap Tjahyo menerangkan apa itu definisi dari refund guarante .

Masih menurut Tjahyo, faktor inilah yang sering membuat galangan kapal Indonesia kalah bersaing dengan galangan kapal asing. “Misalnya harga kapal yang ditender USD 140 juta, berarti galangan juga harus mempunyai modal sebayak USD 140 juta. Persoalannya, galangan nasional banyak yang kekurangan modal,“ terang Tjahyo. Selain itu, faktor delivery time. “Banyak komponen kapal harus impor dari luar dan proses birokrasinya sangat njelimet sehingga menambah panjang waktu pembuatan kapal ,“ tambah Tjahyo.

Tjahyo juga mengingatkan ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, seperti desain dan spesifikasi teknik. “Apakah galangan sanggup membangun kapal dengan spesifikasi yang disyaratkan berdasarkan kemampuan peralatan yang dipunya atau tidak,” jelas Tjahyo. Ia membeberkan beberapa strategi galangan pembangun untuk memenangkan tender. Diantaranya adalah paket material atau komponen, fasilitas pembangunan dan metode pembangunan.

Ditemui ditengah acara Ketua Panitia Erzad Iskandar menjelaskan, latar belakang kegiatan ini adalah sebagai basic knowledge mahasiswa mengenai tender kapal secara general. “Insiyur kapal harus mempunyai kemampuan menjual kapal mereka tidak hanya sekedar mendesain kapal. Dan ini tidak diajarkan dalam kuliah,“ ujar Erzad .

Selain dihadiri oleh mahasiswa ITS, pelatihan juga dihadiri oleh mahasiswa dari Universitas Riau dan Universitas Diponogoro. Tak ketinggalan pula para karyawan dari sebuah galangan kapal di Madura. (Az/fay)

Berita Terkait