ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
31 Maret 2009, 06:03

Mahasiswa Juga Harus Siaga Bencana

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebagai iron stock dan social control, mahasiswa sudah seharusnya siap untuk mendedikasikan dirinya menjadi seorang relawan ketika terjadi bencana, oleh karena itu bekal yang cukup mutlak diperlukan. Dalam DRT, peserta diberi wawasan mengenai seluk-beluk terjadinya bencana, teknik-teknik mengatasinya baik itu pada saat pra, saat terjadi atau pasca terjadinya bencana. Nantinya, diharapkan akan terbentuk konsolodasi Mahasiswa Siaga Bencana (Mahagana) yang lebih terorganisasi, terkoordinasi, siap dan tanggap untuk terjun kelapangan jika bencana terjadi.

Menurut Agus karyadi, ketua Tagana se indonesia yang menjadi pembicara dalam acara ini, untuk menjadi seorang relawan harus bersumber dari hati nurani, harus sudah sejahtera, easy going. “Jika salah satu dari ketiganya tidak dipenuhi, lebih baik jangan menekuni bidang ini,” ujar Agus. Karena ketika hati nurani tidak ikhlas maka yang ada keterpaksaan, ketika dia tidak sejahtera dulu maka dikawatirkan dia akan tergiur dengan bantuan atau sumbangan yang akan dikirimkan dan ketika tidak easy going maka pekerjaanya dikawatirkan hanya setengah hati.

Satu hal yang juga perlu jadi catatan penting adalah mematuhi satu komandu dari ketua tim. “Karena permasalahan dilapangan sangat kompleks dan jika tidak satu komando maka sering terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Hal ini sering terjadi dan keseringan juga menimbulkan pengalaman yang buruk bagi relawan tersebut,” tambah Agus lagi.

Menurut Sayid Basori, salah satu Dirjen Pengmas BEM ITS, bahwa DRT ini adalah salah satu bentuk responsibility dari BEM ITS karena ITS ditunjuk sebagai koordinator Mahagana untuk wilayah jawa timur. “Dengan adanya DRT ini diharapkan koordinasi dan kualitas Tim mahagana Jawa timur bisa meningkat karena selama ini peran mahasiswa dirasa masih sangat minim dan responnya masih terkesan lambat dalam menghadapi bencana yang terjadi,” ungkap Sayid. (*/mtb)

Berita Terkait