ITS News

Kamis, 14 November 2024
13 April 2009, 12:04

Belajar dari Bencana Situ Gintung

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Memang Allah SWT memberi bencana kepada kita punya banyak tujuan, diantaranya (1) menunjukkan kekuasaan-Nya, (2) memberi peringatan, (3) memberi azab karena kita berbuat dosa, dan (4) memberi petunjuk. Nah kalau kita bersikap pasif menerima saja maka kita akan kehilangan petunjuk ilmu yang diberikan Allah SWT.

Kalau kita amati dengan seksama permasalahan yang terkait dengan bencana di Indonesia adalah (1) rendahnya kesadaran terhadap bencana, bahkan beberapa warga berani mengambil risiko menempati di kawasan yang jelas-jelas rawan bencana, (2) pemahaman cara-cara pencegahan terjadinya bencana masih kurang, (3) belum semua masyarakat di wilayah rawan memahami tanda-tanda akan terjadinya bencana, (4) belum semuanya mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari bencana. Sebuah contoh yang baru saja terjadi jebolnya Situ Gintung.

Jebolnya tanggul Situ Gintung memprihatinkan banyak pihak karena telah menyebabkan kerusakan hebat dan korban meninggal mencapai 100 orang serta puluhan orang yang belum ditemukan. Jumat, 27 Maret waktu Subuh setempat, tanggul Situ Gintung jebol yang diikuti air bah seperti tsunami terjadi sangat cepat, sekitar 10 menit, telah meluluhlantakan ratusan rumah beserta isinya menyisakan tangisan duka keluarga yang ditinggalkan. Beberapa jam sebelumnya warga sudah mulai mendengarkan suara gemuruh di sekitar tanggul sekitar pukul 23.00 setelah sore harinya hujan deras, kemudian warga mulai berinisiatip ronda di sekitar tanggul dan sekitar pukul 24.00 sudah melihat adanya rembesan dan atau limpasan air dipermukaan tanggul. Kemudian beberapa orang yang bermukim dekat tanggul terbangun karena mereka mendengarkan bunyi krek-krek-krek sekitar pukul 01.00. Sekitar jam 3.00 suara gemuruh semakin keras dan banjir sudah dimulai sampai akhirnya tanggul jebol sekitar waktu subuh. Andaikata warga sudah dilatih dan terkoordinasi maka korban jiwa dapat dihindari karena waktu 3 jam sudah cukup untuk menjauh dari daerah terjangan air bah.

Dan kita dengar semua bahwa pemerintah atau pengelola situ dengan tenangnya mengatakan ini karena curah hujan yang tinggi, bahkan ini karena dampak perubahan iklim. Padahal semua orang tahu bahwa selama ini telah terjadi hujan lebat berulang-ulang di Jakarta yang melebihi saat Situ Gintung Jebol. Budaya kita memang masih demikian, memahami bencana hanya dari ancaman bahayanya saja tidak memperhitungkan dampak yang akan terjadi. Kita tahu walau ada ancaman bahaya yang sangat besar, tetapi di sekitarnya tidak ada manusia, maka tidak akan terjadi bencana.

Sekali lagi alam dijadikan kambing hitam sehingga kita segera melupakan semuanya. Padahal banyak pertanyaan seperti kenapa kok tidak jebol dulu-dulu, kenapa baru sekarang? Ada apa dengan upaya pemeliharaan tanggul? Ada apa dengan kondisi teknis tanggul? Dan banyak lagi petunjuk yang akan bisa kita dapatkan. Indonesia banyak tanggul bendungan, danau, situ, telaga, ranu, tanggul sungai, dan tanggul lainnya, Situ Gintung adalah petunjuk untk kita semua untuk memperhatikan sekitar kita. Tapi sayang petunjuk ini hanya diberikan kepada umat yang berfikir.…………….

Semoga bermanfaat…

Amien Widodo
Peneliti Bencana ITS

Berita Terkait